Friday, March 21, 2014

Ketika harapan dan tragedi terjalin; Daughter of Smoke and Bone

Setelah sekian lama blog ini begitu sepi dan saya tinggalkan, saya mohon maaf sebesar-besarnya untuk teman-teman pendatang setia yang belum mendapat info baru (padahal menunggu-nunggu). Huh, skripsi itu benar-benar melelahkan, apalagi jika judulnya susah dan datanya banyaaaak (T_T).

Namun, saya masih tetap konsisten dengan blog tercinta ini sebagai seorang pencinta buku, jadi sekarang adalah giliran untuk review buku yang merupakan crown jewel diantara semua buku yang baru kutemukan. Apa judulnya? Para pembaca, kuperkenalkan dengan Daughter of Smoke and Bone, karya Laini Taylor, yang bisa ditemukan di toko buku Gramedia sejak beberapa bulan yang lalu. Sebuah buku bergenre fantasi yang begitu indahnya dan kreatifnya sehingga aku merasa ia pantas bersanding dengan Harry Potter. Hanya saja, dengan tema yang lebih kelam - jauh lebih kelam. 

Buku ini bersetting di Praha. Kenalkan tokoh utama kita, Karou. Sekilas ia seperti seorang anak perempuan biasa, sebiasa mungkin bagi seorang pelajar seni di Praha. Ia seorang pelukis yang berbakat, agak eksentrik dengan rambut biru dan tato di tubuhnya. Ia amat lekat dengan sahabatnya Zuzana, dan sedang punya masalah dengan mantan-pacarnya Kaz. Tapi, memangnya berapa seniman yang eksentrik, dan ada berapa remaja yang punya sahabat dan masalah dengan mantan pacar? Sangat biasa. 

Kecuali bahwa Karou tidak biasa. Ia tidak punya keluarga, atau nama belakang. Bahkan Zuzana dan Kaz tidak tahu apapun tentang latar belakang Karou. Ia bisa berbicara lebih dari 20 bahasa, sering menghilang selama beberapa hari untuk melakukan 'tugas misterius', dan punya kemampuan untuk membuat beberapa permintaan jadi kenyataan. Dan ia menggambar monster di buku gambarnya, monster-monster yang teman-teman Karou kenal dengan baik karena ia sering bercerita tentang mereka dan apa yang sedang mereka lakukan. Bukan hal aneh, berapa orang kreatif di dunia ini? Kecuali bahwa semua monster itu memang ada, semua yang Karou ceritakan itu nyata, dan monster-monster itu adalah satu-satunya keluarga yang Karou miliki. 

Monster-monster itu disebut chimaera. Mereka seperti gabungan antara tubuh manusia dengan berbagai jenis hewan. Issa, Yagi, Twiga, dan Brimstone. Mereka berempat adalah keluarga Karou. Mereka lah yang membesarkan Karou sejak kecil, dengan alasan yang Karou tidak pernah tahu. Karou tumbuh di tempat yang ia sebut toko Brimstone. Di tempat yang berada di dimensi berbeda inilah Karou tumbuh, dan melihat berbagai orang yang datang untuk membeli sihir Brimstone; sihir untuk mengabulkan berbagai permohonan. Hanya satu jenis bayaran yang diterima Brimstone: gigi. Gigi berbagai jenis makhluk yang entah mengapa sangat penting bagi para chimaera. Dan demi gigi-gigi itulah Karou pergi untuk tugas-tugas misteriusnya; mengumpulkan gigi untuk Brimstone. Mulai dari St. Petersburg ke Marrakesh, mulai dari gigi Mammoth sampai gigi manusia. 


Ada begitu banyak yang tidak pernah Karou pahami; untuk apa gigi-gigi itu, darimana para chimaera, kenapa Brimstone membesarkan seorang anak manusia, dan ada apa dibalik pintu-yang-tak-pernah-Karou-buka di dalam toko. Apakah itu mengarah ke tempat lain yang tidak boleh didatangi Karou? Begitu banyak pertanyaan dan tiada jawaban. Karou sudah terbiasa dengan ketiadaan jawaban dan berbagai aturan Brimstone yang tidak pernah dijelaskan.

Dan semua akan tetap seperti itu, sampai tanda telapak tangan terbakar mulai bermunculan di berbagai pintu-portal ke toko Brimstone yang tersebar di seluruh dunia. 

Pada suatu hari yang seakan tidak berbeda dengan hari biasanya, Karou berusaha mengembalikan hubungannya dengan sahabatnya Zuzana yang mulai retak karena semua rahasia yang tidak dapat Karou sampaikan itu. Saat itulah sebuah tugas datang dari Brimstone, tetapi untuk sekali ini - dan
pertama kalinya - Karou mengabaikannya. Sampai sebuah pesan baru datang dari Brimstone ; "tolong". Sebuah permintaan yang membawa Karou ke Marrakesh untuk mengumpulkan gigi manusia, tanpa menyadari bahwa sepasang mata amber mengintainya. Mata sesosok makhluk bersayap api yang penasaran terhadap Karou. Dan hidup Karou pun berubah untuk selamanya. 

Karena seluruh pintu-portal di dunia terbakar. Karou terjebak di dunia sendirian, tanpa keluarganya, dan ia takkan bertemu Brimstone lagi. 

Serius, aku nggak tahu harus mulai darimana. Buku ini sangat, sangat, sangat, sangat terasa magisnya. Sebuah dunia dan latar yang benar-benar yang benar baru, kreatif. Kisah tentang malaikat dan iblis? Hohoho jangan biarkan ringkasannya menipumu. Buku ini membawa sebuah mitologi baru, latar belakang cerita yang indah dan sangat terasa magis. Magis? Hmm, coba apa yang kau rasakan jika membaca sebuah buku dengan awal cerita seperti ini: nama karakter utama seperti Karou, Akiva, Zuzana, dll (bagus banget, aku suka!), Karou yang dengan permohonannya yang terkabul satu persatu, pintu-portal ke tempat dengan makhluk setengah binatang dan manusia, lalu permohonan dengan bayaran GIGI. Serius, dimana lagi kau mendapat semua itu di buku manapun?

Laini Taylor, seberapa JENIUSNYA sih dia dalam merangkai kata-kata. Seringkali aku menahan napas dalam membaca untaian kata-kata yang ia susun. Rumus "show, don't tell" yang sering jadi protes para pembaca benar-benar ia gunakan disini. Mustahil kau tidak menyukai Karou; ia sangaaaat menarik, misterius, independen, kuat, tapi kau juga dapat merasakan kebingungan dalam hatinya karena merasa tidak memahami dirinya sendiri, tidak mengetahui dimana ia seharusnya berada. Lalu ada Akiva, cowok misterius yang terlalu bagus untuk jadi nyata. Tenang saja, ia tidak sesempurna yang kalian bayangkan jadi jangan langsung sinis begitu ia muncul. Ia jauh lebih kompleks dari itu. Mungkin ada sebagian dari kalian 
yang tidak suka cinta instan, tapi aku janji bahwa perasaan Karou dan Akiva bukanlah cinta instan. Hubungan mereka terasa sangat manis, dan tragis (T_T). Flashback Akiva dan Karou adalah bagian favoritku di buku ini, bagian paling indah, sekaligus paling menyedihkan, tapi jelas yang paling berkesan. Lalu juga ada bagian dimana Karou berjuang untuk menemukan kembali keluarganya setelah semua pintu-portal terbakar, kita dapat merasakan kekuatan tekad dan kemandirian Karou. 

Para chimaera adalah perhatian utamaku. Serius, awalnya aku malas melanjutkan buku ini karena ada beberapa hal yang aku tidak pahami, terutama begitu kita tiba di toko Brimstone. Akan tetapi, aku lanjutkan membacanya dan merasa merinding karena kemampuan untaian kata Taylor (dan aku baca edisi b.inggris dulu, bisa dibayangkan 'kan). Para chimaera adalah apa yang mengembalikanku ke buku ini. Latar belakang mereka, kehidupan mereka di Eretz (dunia tempat mereka tinggal), itu semua benar-benar kisah yang menginspirasi dan mustahil kau tidak berpihak ke chimaera di perang ini (yah, ada perang memang). 

Di antara semua keluarganya, hubungan paling unik adalah antara Karou dan Brimstone. Brimstone amat menarik perhatianku. Kau dapat merasakan kharismanya bahkan dari lembar-lembar buku dan respek yang sangat besar kepada dirinya akan tumbuh perlahan. Kau dapat merasakan bahwa ia sebenarnya sangat peduli pada Karou, tetapi di saat bersamaan kau juga akan meragukan apa yang kau rasakan itu benar karena ia juga terlihat acuh pada Karou. Spoiler, jika kau peduli pada Brimstone, persiapkan jantung dan hatimu yang malang di buku selanjutnya. 

Ini adalah kisah tentang perang, perlawanan terhadap perbudakan, cinta sejati melewati waktu dan ras, pengkhianatan, tragedi, dan harapan. Oh, serial ini memang bukan untuk kalian dengan hati yang terlalu lembut, kuingatkan. Buku pertamanya memang sangat indah dengan world building dan kisah antara Karou dan Akiva (flashback dan masa kini). Di buku ini kalian dapat merasakan kekuatan harapan, bahwa harapan sejati-lah yang memiliki kekuatan untuk menciptakan sesuatu. Akan tetapi, mustahil kalian dapat berhenti di buku ini tanpa melanjutkan buku selanjutnya. Dan buku selanjutnya, oh yah, jika buku ini membuat kalian percaya harapan, aku angkat jempol buat kalian yang dapat mempertahankan harapan itu di buku selanjutnya. 

Percaya, kalian RUGI BESAR jika tidak mengambil buku ini dan mulai membacanya. Terutama karena buku selanjutnya yang bahkan lebih dahsyat daripada buku pertama ini. Tunggu review untuk buku kedua; Days of Blood and Starlight.

NB. Apa aku sudah komentar tentang betapa kerennya cover dan judul serial ini? Sayangnya edisi Indonesia kovernya tidak sekeren edisi asli.

Artikel Terkait :




2 comments:

  1. mbak, buku kedua versi Indonesianya belum keluar yees?

    ReplyDelete
  2. Wah~ XD
    baru baca review-an buku ini di sini, kk~
    komplet banget dari awal sampai akhir. Dan aku setuju banget sama semua yang diceritakan di sini..

    baca buku ini bikin frustasi XD
    Pdahal aku baru baca buku ini sekitar tahun 2015.. kkk
    Tapi asli seru banget ceritanya... (y)

    ReplyDelete