Wednesday, October 17, 2012

Demon Trappers, Dunia Dystopia Pertarungan Abadi Surga dan Neraka

Apakah kalian pencinta dunia dystopia + iblis dan malaikat + pertarungan abadi surga dan neraka? Serius, kalian baru saja mendapatkan sebuah serial novel yang wajib-masuk-rak-atau-harddisk kalian. Selamat datang di Atlanta, 2018. Selamat datang di dunia Demon Trappers, karya Jana Oliver.

Oke, buku ini terdiri dari 4 seri. Tetapi, sialan, kali ini aku hanya sempat membuat review edisi pertamanya. Serial ini memiliki judul yang berbeda antara edisi UK dan US. Judul di edisi US adalah The Demon Trapper's Daughters, Soul Thief, Forgiven, dan Foretold. Sedangkan judul edisi UK adalah Foresaken, Forbiden, Forgiven, dan Foretold. Edisi Indonesia? Aku belum tahu judul mana yang akan diadopsi karena sampai sekarang edisi Indonesia belum ada kabarnya. Itu paraaaah banget. Sudah ada edisi Indonesia Fallen series dan Halo. Dan serial keren in malah belum???? Halo penerbit! Apa kalian tidak tahu novel bagus?

Selamat datang di Atlanta, 2018. Ini adalah sebuah masa dimana iblis bekeliaran secara bebas, berbagai kota dan pemerintah diambang kebangkrutan, kondisi perekonomian menyedihkan, harga berbagai barang meroket dan segala hal dikenai pajak (Yaiks!!). Di dunia dimana iblis berkeliaran bebas mengancam manusia, ada dua jenis kelompok yang diandalkan manusia. Pertama, para demon hunters yang merupakan pasukan Vatikan sendiri. Kedua, para demon trappers, sekumpulan orang yang menjadikan menangkap iblis sebagai profesi mereka, dan bernaung dibawah Trappers Guild.

Tokoh utama kita adalah gadis berusia 17 tahun, Riley Blackthorne, putri dari master trapper legendaris, Paul Blackthorne. Riley selalu berharap untuk mengikuti jejak ayahnya, motivasi yang mendorongnya sebagai apprentice trapper wanita pertama di Atlanta. Ayahnya sebenarnya berharap bahwa Riley akan memilih pekerjaan lain yang tidak berbahaya, tetapi tekad Riley tetap bulat, tidak peduli walau banyak trapper lain yang memandangnya sebelah mata. 

Namun, semuanya ternyata tidak berjalan lancar. Keanehan terjadi pada iblis-iblis di Atlanta. Antar iblis terlihat bekerja sama, sebuah hal yang sangat janggal dilakukan oleh iblis. Lebih parah lagi, keanehan ini seakan berputar di sekitar Riley. Pada sebuah misi dimana Riley akan menangkap seekor Grade One Demon (aku tidak translate berhubung belum ada terjemahan resminya), keadaan menjadi kacau balau karena sebuah masalah yang hanya dapat disebabkan oleh Grade Five Demon. Kekacauan ini membuat Riley menghadapi masalah di Guild, yang untungnya dapat diselesaikan berkat ayahnya.

Sebelum aku mengoceh lagi izinkan aku jelaskan tentang tingkatan para hellspawn ini. Grade One, iblis kecil menyusahkan tapi bukan masalah besar. Grade Three, iblis pemakan daging (atau manusia?) lengkap dengan taring dan cakar mereka. Grade Four, dikenal juga sebagai Mezmer; cerdas, mampu menyamar dan menipumu agar kau menjual jiwamu pada mereka. Grade Five, dikenal juga sebagai Geo-Fiend; dapat dengan mudahnya menciptakan badai atau gempa di tengah kota. Dan tentu saja, Archdemon, perwujudan mimpi terburukmu. 


Sayangnya, tragedi baru saja dimulai. Dalam sebuah perburuan, ayah Riley terbunuh oleh seekor Grade Five, yang anehnya membantu Grade Three yang hendak ditangkap. Riley terlempar pada kondisi dimana berbagai masalah menderanya, harus sendirian menghadapinya. Yah, tidak sendirian juga karena ia memiliki sahabatnya, Peter, cowok-yang-ia-harap-jadi-pacarnya, Simon, dan cowok menyebalkan yang merupakan partner trapper ayahnya, Beck.

Beck adalah sebagian dari masalah Riley. Beck selalu bersikap menyebalkan padanya, tetapi Riley tidak dapat memungkiri bahwa ia cukup menyukai Beck, ditambah dengan kesedihan yang mereka tanggung bersama karena kematian ayahnya. Paul adalah orang yang dianggap Beck seperti ayahnya sendiri, orang yang menunjukkan jalan kepada Beck. Beck merasa ia berhutang selamanya kepada Paul maka ia berusaha sebaiknya untuk menjaga Riley. Pekerjaan yang sangat sulit mengingat hubungan mereka bagaikan anjing dan kucing.

Masalah seakan tidak berhenti mendatangi Riley. Dalam usaha untuk menjaga mayat ayahnya agar tidak diambil necromancer, ia gagal dan seseorang (atau sesuatu, hm) berhasil mendapatkan ayahnya. Ia dan Simon berusaha menginvestigasi masalah ketidakefektivan air suci sementara ia juga setengah mati berusaha mencari ayahnya. Tetapi itu bukan apa-apa dibandingkan tragedi yang terjadi di pertemuan Guild. Sekelompok iblis yang dipimpin Grade Five yang membunuh ayah Riley menyerah pertemuan. Ia mengincar Riley, sebuah bukti bahwa Neraka entah mengapa tertarik pada Riley. Sekian banyak trapper terluka, Riley selamat karena seseorang menolongnya. Tetapi, Simon sekarat. Dalam depresi dan keinginan kuat untuk menyelamatkannya, Riley bertemu dengan malaikat yang menawarkan keselamatan Simon. Sebagai gantinya, Riley memiliki sebuah tugas dari Surga; menghentikan Kiamat.

Bagaimana Riley dapat memenuhi tugasnya itu? Ketika ia berada di pihak Surga, bagaimana respon dari Neraka? Karena Riley terlempat tepat di tengah-tengah Grand Game. Apakah Surga memang di pihak para trappers ketika para malaikat menolong mereka dari gedung itu? Atau, para malaikat itu....

Well, baca bukunya dan tunggu review selanjutnya; Forbiden atau The Soul Thief.

Kepanjangan yah? Wajar untuk review buku pertama. Kalian harus baca buku ini, serius! Full action packed, ditambah dengan seting dunia yang unik tetapi sederhana. Jika kalian YA lover yang suka tema Surga dan Neraka, serial ini masuk dalam daftar-wajib-punya kalian. 

Riley adalah narator yang asyik banget. Membaca dari sudut pandangnya terasa seperti membaca sudut pandang Percy di serial Percy Jackson! Yah, kalian paham apa artinya kan: fresh, funny, but still deep. Beck? Dia itu tipe bad boy yang jadi idaman para cewek. Oke, dia memang bermain dengan banyak cewek, tetapi jika sudah dengan cewek yang amat berharga baginya dia itu cowok sejati. Peter? Dia adalah semua harapanku untuk seorang sahabat, lol. Tapi Simon adalah tipe cowok yang sangt datar untukku (tunggu samapi buku selanjutnya! kalian pasti ingin melempar kepalanya)

Sayangnya, aku masih berpendapat alur di buku pertama ini masih terlalu lambat. Aku tahu ini masih dalam tahap pembangunan setting tetapi jika dibandingkan buku setelah ini (berhubung aku sudah baca semua ^^), duh lambatnya! Buku ini juga terasa tidak memiliki konflik utama. Oke, semua masalah yang terjadi memang keren: ayah Riley yang menghilang (Please, naga?), masalah air suci, Riley dan Beck. Tapi ayo dong, ini tipe YA dimana konflik utamanya adalah apa yang terjadi di dunia (macam Devil's Kiss) yang dicampur apik dengan hubungan karakter, tetapi KENAPA MASALAH UTAMA BELUM KETAHUAN??? 

Yah, kita memang bertemu dengan Martha dan perintah Surga untuk menghentikan Kiamat. Tetapi itu di akhir banget dan terasa out of nowhere karena aku mengira masalah utamanya adalah air suci, karena semua investigasi yang Riley lakukan dan minat ayahnya pada masalah itu. Ternyata? Ding-Dong! Salah besar, Ratna. This is part of the Grand Game. Tidak mungkin segampang itu kan!

Aku benar-benar bersyukur keempat bukunya sudah terbit ketika aku memulai serial ini. Jujur, aku tidak menyelesaikan Forsaken karena langsung melompat ke Forbidden (Soul Thief) dan nggak sabar untuk menyelesaikan semua buku sisanya yang keren banget. Buku ini tetap keren, dan serial ini LUAR BIASA. Ambil dan nikmati, oke?

2 comments:

  1. halo salam kenal, ak sulis dari kubikelromance.blogspot.com :)

    ak lagi suka buku bergenre dystopia nih dan buku ini kayaknya seru juga, buku ini ada rencana di terjemahkan ya?

    ReplyDelete
  2. Kalo dystopia yang sista (cewek kan?) suka itu dystopia yang fantasy-sentris maka in cocok banget. Dunia dimana iblis berkeliaran. Para necromancer yang menghidupkan orang mati untuk dijual kepada orang kaya sebagai pelayan. Menggunakan tubuh setelah mati untuk bayar hutang. para penyihir yang membaur dan menjual barang-barang sihir (dikenai pajak juga!). Kalau suka itu maka cocok.

    Tapi kalo dystopia yang pengin beda banget antara dunia masa kini dengan di buku (macam hunger games ato divergent) mungkin gak terlalu sesuai sih. Rasanya g terlalu berbeda dengan dunia sekarang. cuma lebih crowded aja.

    ReplyDelete