Ups, menilik judul di atas saya harus menekankan sesuatu: bahwa saya tidak berniat mengangkat mengenai masalah-masalah nyata-tidak nyata yang justru menjadi perdebatan buku ini (pastinya tahu apa yang saya maksud, kan? ^_^). NAH, saya justru ingin mengangkat masalah nyata-tidak nyata yang lebih mencolok (dan menarik juga sepertinya)
- Pertama, Leonardo Da Vinci tidak pernah dipanggil Da Vinci. Da Vinci bukanlah nama keluarga Leonardo. Arti nama yang kita kenal itu sebenarnya lebih berarti "Leonardo Dari Vinci"
- Nyata nih, piramid kaca di Louvre itu ternyata terdiri dari lebih dari 666 kaca. (Tidak pas 666 gitu!)
- Waktu pertama kali ke Louvre, di situ Langdon menyatakan bahwa mantan perdana menteri perancis Mitterand yang memesan piramid itu (kurang lebih kayaknya gitu tulisannya, aku lupa!). Pada kenyataannya dia tidak pernah terlibat dalam desain piramid kaca di Louvre itu kok.
- Kalian tahu nggak, sebenarnya Friday the 13th sudah lama sekali dianggap sebagai hari sial bahkan sebelum kejadian Templar. (sayang tidak betulan! Padahal waktu baca soal ini di The Da Vinci Code aku senang banget karena tahu alasannya!)
- Nah, yang ini benar histrorical error. Ternyata, Paris bukan tempat garis bujur utama pertama dunia. Rhodes-lah yang pertama, baru kemudian ke Paris dengan Rose line-nya!
- Yang suka novel detektif mungkin bisa tahu ini. Jelasnya, darah tidak akan berpendar di kegelapan tanpa luminol!
- Ini rasanya cukup fatal deh. Kertas Papirus itu tidak akan langsung larut dalam cuka. Memang larut, tetapi tidak akan langsung melebur hilang dalam hitungan detik saja. So, kalau cryptex-nya dibating sampai pecah berkeping-keping, lembaran papirusnya masih bisa diambil, mungkin ada yang larut, tetapi masih bisa dibaca! Rasanya pemecahan kodenya jadi agak kurang greget lho kalau tahu ini!
- Sehubungan dengan matematika nih. Proporsi lebah jantan dan betina itu tidak sebesar sang proporsi agung, Phi (1,618).
- Ada yang merasa kurang dengan deret Fibonacci-nya Sauniere? Harusnya iya, karena dalam Fibonacci itu, angka 0 juga dimasukkan! jadi deret Sauniere itu nggak murni fibonacci, kecuali dia memang sengaja menghilangkan angka 0 itu biar pas.
- Ada yang merasa ganjil saat bagian cerita di kapel Rosslyn? Di bagian awal buku ditulis bahwa Templar dibantai pada tahun 1307, tetapi kenapa saat bagian cerita itu ditulis bahwa kapel Rosslyn dibangun Templar pada tahun 1446??
Menarik jg yah mengetahui hal2 detail itu. Memang Dan Brown begitu pinternya mengolah kata shg kita jd rancu mana yg bener dan mana yg tidak. Buat yg naif, dipikir kisah itu kisah nyata, pdhal it's totally fiction. Apalagi fiksi yg risetnya ga teliti...
ReplyDeletebener bu. saya terhitung penikmat novel, tapi indonesia. karena settingnya realis. pertama kali saya membaca novel luar negeri, ya karya-karya dan brown itu. memikat. settingnya tepat. penggambaran fiksi berdasarkan setting historisnya apik. saya bahkan tak tahu mana yang fiksi atau fakta.
ReplyDeleteo, ya. bagus juga ada blog tematik seperti ini. kapan-kapan posting novel-novel kita yang bagus juga. burung-burung manyar-nya mangunwijaya. para priyayi-nya umar kayam. atau canting-nya arswendo atmowiloto.
meskipun blog saya tak setematik ini, saya juga menulis testimoni soal buku. di masmpep.wordpress.com, posting 'demi buku'.
salam blogger,
masmpep.wordpress.com