Showing posts with label Harry Potter. Show all posts
Showing posts with label Harry Potter. Show all posts

Saturday, November 07, 2009

The Tales of Beedle the Bard, atau Kisah-kisah Beedle si Juru Cerita


Wow, setelah lama mencari kesempatan untuk membaca karya terbaru JK Rowling ini akhirnya tiba juga kesempatan untuk membaca The Tales of Beedle the Bard, atau Kisah-kisah Beedle si Juru Cerita. Buku terakhir JK Rowling yang berhubungan dengan Harry Potter.

Para penggemar Harry Potter harusnya sudah tahu mengenai buku Beedle ini. Seperti yang ditulis Rowling pada bagian awal buku ini, Beedle hidup sekitar abad ke-15. ia merupakan penyihir yang cukup menyukai Muggle, beranggapan mereka tak tahu apa-apa tetapi juga tidak membenci mereka. Oleh karena itu, banyak kisah-kisah Beedle yang menunjukkan toleransinya pada para muggle.


Seluruhnya, ada lima dongeng dalam buku ini, yaitu Sang Penyihir dan Kuali Melompat, Air Mancur Mujur Melimpah, Penyihir Berhati Berbulu, Babbity Rabbity dan Tunggul Terbahak, dan Kisah Tiga Saudara. Semua kisah ternyata memiliki pesan dan karakter unik sendiri-sendiri.

Sang Penyihir dan Kuali Melimpah berkisah tentang seorang penyihir tua yang senang membantu tetangganya walupun mereka muggle. Setiap ada orang yang membutuhkan bantuan, ia akan beranjak ke kuali tuanya dan membuat ramuan untuk membantu mereka. Itulah mengapa tetangga-tetangganya sangat menyukainya. Penyihir tua itu ingin anaknya kelak melanjutkan kebiasaannya itu. Sayangnya anaknya adalah seorang pembenci muggle. Walalupun begitu, sebelum meninggal penyihir tua itu sudah menyiapkan cara untuk membuat anaknya melanjutkan kebiasaannya itu. Bagaimana??

Air Mancur Mujur Melimpah berkisah tentang sebuah mata air legendaris yang konon jika kau mandi di mata air itu pada hari dan waktu tertentu, kau akan mendapat kebahagiaan. Ada 3 penyihir perempuan bernama Asha, Altheda, dan Amata serta seorang ksatria kumal bernama Sir Leckless yang berhasil masuk ke taman tersegel tempat mata air itu berada. Banyak ujian yang mereka lewati untuk sampai ke tempat mata air itu, tetapi ternyata keajaiban itu tidak seperti yang mereka bayangkan.

Penyihir berhati berbulu berkisah tentang seorang penyihir pria muda yang memiliki segalanya, ketampanan, keahlian sihir, dan kekayaan. Ia menyaksikan bagaimana teman-temannya menjadi bodoh karena cinta dan memutuskan untuk tidak akan pernah merasakan cinta. Ia menggunakan sihir hitam untuk memastikan imunitasnya. Tahun-tahun berlalu, dan ia tidak pernah merasakan cinta. Sampai suatu hari ia yang merasa marah mendengar pelayannya meremehkan dirinya yang tidak bisa membuat wanita cinta padanya, memutuskan untuk mendekati seorang wanita penyihir yang cantik, hebat, dan kaya seperti dirinya. Namun, kisah ini menunjukkan bagaimana seorang manusia yang membuang "bagian manusia" dari dirinya tak akan bisa jadi manusia seutuhnyalagi. (mengingatkanku pada sesuatu!)

Babbity Rabbity dan Tunggul Terbahak berkisah tentang seorang raja bodoh yang ingin jadi penyihir. Ia mencari penyihir yang bisa menjadi gurunya, tetapi tidak ada penyihir yang bersedia. Akhirnya, seorang pencuri sekaligus penipu mengaku sebagai penyihir untuk menipu raja. Raja memberikannya banyak harta dan menyuruh penipu itu melatihnya. Suatu hari, raja ingin menunjukkan pada para bangsawan bahwa ia sudah bisa melakukan sihir. Penipu itu kewalahan dan ingin melarikan diri, tetapi raja sudah menutup semua jalan lari untuknya. Untungnya si penipu mengetahui bahwa salah satu pelayan istana si tua Babbity adalah seorang penyihir. Ia memaksa Babbity untuk melakukan sihir untuk raja tiap kali raja ingin melakukan sihir. tetapi, ini tidak berakhir seperti yang diharapkan si penipu dan raja.

berikut semua kisah yang ada di buku ini. Untuk Kisah Tiga Saudara sengaja tidak saya tulis sebab saya kira anda semua sudah membacanya (^_^). Di akhir semua kisah itu terdapat komentar Albus Dumbledore mengenai kisah tersebut. Mulai dari toleransi penyihir-muggle di cerita Kuali Melompat dan Air Mancur sampai tragedi yang akan dialami manusia jika menghilangkan bagian manusia dirinya yang ada di penyihir berhati berbulu (Hu-uh, jika baca kisah ini aku benar-benar terbayang sesuatu deh, anda juga??).

Singkat kata, para penggemar Harry Potter harus membaca buku ini.

Monday, January 05, 2009

Begitu Banyak Kematian di Deathly Hallows. Perlukah??


Para Pottermania di seluruh dunia pasti begitu tersentak dengan buku ketujuh, Harry Potter and the Deathly Hallows. Begitu gelap, begitu banyak pengorbanan dan begitu banyak kematian. Buku ini menghantam para fans sedemikian rupa, dan banyak yang mengatakannya sebagai akhir yang tragis untuk sebuah epik sepanjang masa . Walaupun ada juga yang berkata bahwa ini merupakan sebuah akhir yang elegan untuk kisah ini. Saya termasuk dalam kelompok yang kedua.

Kenapa saya termasuk kelompok yang kedua? Begini, J.K. Rowling sudah memberikan begitu banyak pesan dalam karyanya ini. Persahabatan, cinta, kesetiaan, dan yang begitu kental di Deathly Hallows, pengorbanan. Menurut saya, kematian-kematian di Deathly Hallows menegaskan semua pesan yang ingin disampaikan Rowling pada kita.

Gampangnya, selama kita membaca buku Harry Potter, pernahkah kita benar-benar menyadari betapa kejamnya Voldemort dan rezimnya? Akui saja, kita hanya mengetahui betapa kejamnya dia berdasarkan apa yang diceritakan kepada Harry. Kita jarang, tidak pernah malah, menyaksikan secara langsung kekejaman itu. Bahkan setelah Voldemort sudah mulai membunuh (seperti yang kita saksikan pada buku ke-4) kita memang menganggapnya kejam, tetapi masih dalam batas normal dan belum melampaui “sekedar jahat”.

Bagi saya pribadi, terjadi perubahan 180° pada Deathy Hallows. Begitu banyak kematian, begitu banyak pengorbanan, dan begitu banyak kehilangan. Saya rasa, baru pada buku ketujuh inilah kita baru benar-benar sadar akan kekejaman Voldemort.

Untuk menjatuhkan rezim ini, perjuangan yang sangat panjang harus dilalui oleh Harry, Ron, Hermione, dan para pejuang kebebasan lainnya. Rowling ingin menunjukkan bahwa perjuangan ini tidak mudah. Ada banyak halangan yang menghadang dan pengorbanan yang harus dilakukan. Rowling ingin novelnya bukan sekedar novel ‘happy ending’ biasa dimana semua tokoh utama berhasil melewati hadangan dan kejahatan dikalahkan. Yup, memang ujungnya sih kejahatan memang kalah, TETAPI dengan begitu banyaknya kematian tokoh utama, novel ini jelas berbeda dengan kebanyakan kisah yang “tidak peduli apapun rintangannya, semua pasti selamat” (nggak bermaksud menyindir, lho ^_^)

Semua kematian di Deathly Hallow menunjukkan betapa mahalnya perjuangan menjatuhkan Voldemort. Semua kematian dan kehilangan itu merupakan sebuah harga yang harus dibayar untuk kebebasan. Para pejuang yang gugur itu menyimbolkan semangat pantang menyerah untuk memperoleh kebebasan dan kemerdekaan. Mereka rela mati untuk memberikan orang-orang yang mereka cintai sebuah zaman baru, dimana mereka semua dapat menghirup kebebasan dan kedamaian.

Aku menulis ini bukan karena aku suka dengan kematian (sama sekali tidak suka malah!). Aku hanya ingin menyampaikan pandanganku akan ending mengejutkan epik Harry Potter kesayanganku ini. Aku juga ingin mengajak para fans untuk lebih mendalami arti-arti dari tulisan Rowling (walau aku yakin banyak fans yang juga memahami artinya).

Pokoknya empat jempol buat Rowling deh .....!!!