Wednesday, August 05, 2015

Welcome to AFTERLIFE

Sudah terlalu lama tidak sanggup menulis apapun karena kerjaan yang tidak ada memberi waktu bernapas (ya, ada weekend tapi aku lebih memilih tidur dan main!). Sekarang di masa not-so-busy-season, aku ingin mulai membagi lagi kabar tentang berbagai buku dahsyat yang baru saja aku temukan. (thanks, Goodreads!).

Buku yang ingin aku perkenalkan pada kalian sekarang adalah Afterlife, buku pertama dari Afterlife Saga, karya Stephanie Hudson. Peringatan pertama, this is a romance-adult novel. Aku nggak terlalu suka mereview novel romance yang sudah aku baca karena, yah, bukan tipe buku yang dapat dibaca semua kalangan. Itulah kenapa belum ada review Elder Race series dan Guild Hunter series di blog ini (padahal aku fans berat banget dua serial itu). Tapi buku ini mungkin akan membuatku merevisi kebijakan ini, soalnya, serial ini LUAR BIASA BANGET sampai kehabisan kata-kata!

Oke, mari kita tenangkan diri *huff. Jadi, mari kita mulai reviewnya.

Keira Williams meninggalkan kampung halamannya di Inggris Utara untuk tinggal bersama kakak perempuannya, Libby, dan suami kakaknya, Frank, di New England, US. Ia berencana untuk memulai kuliah di tempat tinggal barunya itu, juga mendapat pekerjaan di bar lokal dan mulai menabung untuk membeli mobil pribadi. Rencana hidup yang sangat biasa, sayangnya tidak sesederhana itu.

Keira punya rahasia. Bukan rahasia sebenarnya, lebih seperti masa lalu yang ingin ia tutup dan tidak ia lihat lagi. Masa lalu yang menghancurkan Keira Dahulu, Keira sebelum "Insiden" itu terjadi. Masa lalu yang menyebabkan kesedihan ibunya, kemarahan ayahnya, dan kekhawatiran kakaknya. Masa lalu yang membuat Keira percaya bahwa ia sudah rusak, tak dapat diperbaiki lagi. Masa lalu yang membawanya untuk mencari awal baru, dimana ia dapat memulainya dari awal lagi. Itulah yang membawanya ke kota kecil ini. Ya, karena di kota kecil seperti ini hanya hal biasa yang dapat terjadi.

Ia berkenalan dengan seorang gadis yang kemudian menjadi teman dekatnya Rachel Jane, dipanggil RJ, dan kakak laki-lakinya, Jack, yang kelihatan menyukai Keira. Perasaan yang tidak bisa Keira balas, dengan semua trauma yang masih ia rasakan. 

Sayangnya, hidup Keira tidak akan sama lagi karena sebuah hal 'tidak biasa' yang ada di kota ini. Kota kecil ini memiliki klub malam ternama, Afterlife. RJ mengajak Keira untuk datang ke klub ini bersama dengan Jack dan teman-teman mereka yang lain. Karena malam ini akan ada kejadian besar yang dinanti banyak orang: kedatangan keluarga Draven.

Keluarga Draven adalah sumber gosip utama di kota kecil ini. Mereka adalah keluarga multimiliuner pemilik klub Afterlife. Dalam setahun, ada waktu tertentu dimana mereka datang ke Afterlife, area VIP. Area VIP Afterlife adalah salah satu legenda di kota ini. TIDAK ADA warga lokal yang diizinkan naik ke lantai atas Afterlife, area VIP. Disinilah keluarga Draven menghabiskan waktu mereka di Afterlife, bersama semua rekan bisnis mereka, dengan berbagai urusan rahasia yang tidak pernah diketahui oleh warga lokal. Tidak heran, banyak orang yang menanti kedatangan tahunan keluarga Draven.

Menurut yang Keira dengar, ada tiga orang Draven bersaudara, tidak menghitung para pengawal dan orang-orang lain yang menyertai mereka. Sophia Drave, Vincent Draven, dan kakak mereka sekaligus pimpinan keluarga, Dominic Draven. Ketika akhirnya Keira melihat mereka untuk pertama kalinya di malam kedatangan mereka di Afterlife, hanya satu orang yang menarik perhatian Keira, karena ini bukan pertama kalinya ia melihat orang itu. Beberapa kali orang itu ada di mimpinya, tetapi bagaimana mungkin ia dapat memimpikan orang yang belum pernah ia temui? Orang itu, tak lain dan tak bukan, adalah Dominic Draven sendiri. 

Apakah Keira akan mencari tahu lebih lanjut, siapa keluarga Draven dan bagaimana ia bisa merasa pernah bertemu dengan Dominic Draven ketika ia belum pernah bertemu dengannya? Lalu, kenapa Keira mulai melihat kembali monster-monster yang sering ia lihat ketika kecil, terutama setelah sejak lama ia berhasil menghalau penglihatan tersebut. Dan yang terpenting, kenapa semua kejadian aneh ini berpusat di keluarga Draven? Perasaan tertarik apa yang dirasakan Keira pada Dominic Draven, dan kenapa mimpi-mimpi tentang dirinya mendatangi diri Keira. Akan tetapi, apakah Keira ingin mengetahui jawabannya?

Welcome to Afterlife!  Kata-kata saja tidak cukup menggambarkan bagusnya serial ini. Serial? Yups, karena walaupun aku sangat-sangat-sangat (lebay!) merekomendasikan serial ini secara keseluruhan, buku ini sendiri memiliki beberapa kelemahan. Jadi, mari kita mulai dari sisi jelek terlebih dahulu, walau tenang saja karena sisi bagusnya jauh lebih banyak.



Stephanie Hudson memiliki kemampuan deskripsi yang sangat bagus. Deskripsi di buku ini sangat detail. Akan tetapi, ada banyak kritik di Goodreads yang menyatakan bahwa terlalu banyak deskripsi yang bertele-tele. Apakah perlu di buku menjabarkan semua yang Keira rasakan, lihat, dan dengar? Buku ini menjadi agak terlalu panjang dan lambat. Yup, aku sepakat dengan pendapat ini, tetapi di sisi lain, aku merasa banyak deskripsi tersebut sesuai dengan kesan misterius yang sangat kental di paruh pertama buku ini (dua pertiga pertama mungkin? hmm). Akan tetapi, aku tetap merasa deskripsi ini masih terlalu banyak dan memahami kenapa banyak orang yang berhenti di tengah jalan dan memandang jelek buku ini.

Cukup dapat kukatakan bahwa, melanjutkan buku ini sangat sepadan. Misteri. Ini adalah tema buku pertama ini. Ada banyak misteri yang menunggu untuk dikuliti di buku ini. Secara perlahan kita mendapat jawaban tentang misteri tersebut, seperti pengalaman Keira sewaktu kecil dan bagaimana ia mulai dapat melihat monster pada diri sebagian orang yang ia temui, dan terutama adalah tentang tragedi yang menimpa Keira di masa lalu. Ada juga misteri tentang area VIP Afterlife dan keluarga Draven, tetapi penggemar novel fiksi (sepertiku) pastinya bisa menduganya (Duh!). Akan tetapi, tetap menarik sekali melihat bagaimana misteri tentang Draven dan keluarganya ini perlahan mulai terkuak bagi Keira.

Ada beberapa aksi dahsyat yang cukup membuat kita menahan napas di buku ini. Akan tetapi, daya tarik utama buku ini adalah pada hubungan antar karakter. Aku benar-benar menyukai bagaimana buku ini menggambarkan interaksi Keira dengan Libby dan Frank, lalu dengan RJ (best-bestfriend ever!), juga dengan Jack. Jack adalah contoh cowok gentleman yang benar-benar harus ditiru oleh banyak cowok di dunia nyata, tentang bagaimana ia bisa menerima Keira sebagai temannya, sahabatnya, ketika menyadari bahwa Keira menyukai orang lain bukan dirinya. Juga ada sister-friend relationship antara Keira dan Sophia yang benar-benar manis.

Save the best for the last. Dominic Draven. Aku tidak mau spoiler dengan bercerita banyak. Akan tetapi, cukup kukatakan bahwa dia sekarang sudah berada di posisi ketiga my book boyfriend walaupun aku baru menyelesaikan buku kedua dari lima buku yang sudah terbit di serial ini.

Peringatan kedua, jika kalian memutuskan untuk membaca buku ini dan berhasil menikmati ceritanya (berhasil melewatkan deskripsi terlalu bertele di bagian awal buku ini), kalian dijamin akan sangat ingin melanjutkan membaca buku keduanya, the Two Kings. Cukup kukatakan bahwa buku selanjutnya bahkan lebih dahsyat dari buku ini, dengan cerita yang membuat emosi kita menjadi roller-coaster, tidak dapat tidur sampai menyelesaikan semua buku ini di serial ini. Jadi, jika tidak ingin berkomitmen membaca serial 5 buku lebih dengan pikiran selalu di buku ini selama bekerja, lebih baik pertimbangkan lagi karena mustahil kalian dapat berhenti membaca buku ini jika sudah sampai di buku kedua (percaya deh!).

Peringatan ketiga, (minor spoiler alert) aku sudah membaca semua review untuk serial ini (lima buku) walaupun aku baru sampai di buku kedua karena aku tidak mau berkomitmen pada sebuah serial jika tidak yakin bahwa serial ini bagus. Cukup kukatakan bahwa SEMUA buku di serial ini (kecuali buku pertama) berakhir dengan cliffhanger!!!  Aku masih belum tahu pasti cliffhanger apa yang menungguku di buku ketiga, Triple Goddess,  tetapi sedikit informasi yang kulihat di review buku keempat cukup membuatku ingin menjerit dan melempat tab ku ke jendela (duh, tunggu sampai aku sampai di akhir buku ketiga!!!). Intinya, peringatan yang ingin aku sampaikan: jika kalian tidak ingin berkomitmen membaca lima buku dengan terus-menerus, mungkin perlu pertimbangkan lagi karena mustahil berhenti membaca serial ini selama masih ada buku yang belum kalian baca (^_^).

Akhir kata, Welcome to AFTERLIFE!

Artikel Terkait :




No comments:

Post a Comment