Thursday, May 05, 2011

Exclusive Q & A antara Amazon.com dengan Rick Riordan


Baru-baru ini menemukan Q & A antara Amazon.com dan Rick Riordan, penulis serial Percy Jackson, yang membahas tentang inspirasi Riordan untuk menulis karakter Percy. Wawancara ini sebenarnya ada di The Lightning Thief Paperback Edition. Dengan sedikit kerja keras, saya telah men-trasnlatenya ke dalam bahasa Indonesia. Ini diterjemahkan dari artikel asli di Amazon.com 

Amazon.com: The Lightning Thief yang diterbitkan tahun 2005 kemarin dan dilanjutkan oleh empat seri lainnya telah terjual lebih dari jutaan copy dan menjadi blockbuster bestseller bagi pembaca anak-anak dan dewasa. Ketika kau pertama kali menulis kisah Percy Jackson, apakah kau pernah membayangkan bahwa kisah ini dapat menjadi sebuah fenomena? bagaimana kesuksesan ini mempengaruhi hidupmu sekarang?

Rick Riordan: Aku tidak pernah memiliki niat lain selain memberikan sebuah kisah yang bagus untuk putraku, Haley. Aku tidak mengira bahwa kisah ini akan menjadi buku, apalagi sebuah seri, sampai ia mendorongku untuk menulis kisah ini.

Aku harap kisah ini mendorong anak-anak untuk membaca, tetapi aku tak mengira dapat sesukses ini. The Lightning Thief telah mengalir dari tangan ke tangan, dari anak ke anak, dan dari guru ke guru. Ini benar-benar fenomena akar rumput. Tetapi, aku masih sulit membayangkannya kesuksesannya dalam angka jutaan. Aku mengukur kesuksesanku dari anekdot;seorang anak yang bercerita bahwa dia belum pernah membaca buku sebelum membaca The Lightning Thief, orang tua yang berterima kasih karena anaknya menjadi senang membaca buku, dan guru yang bercerita bahwa kelasnya menjadi semarak karena mereka membaca kisah Percy setiap hari. Itulah yang terpenting untukku.

Kesuksesan ini tidak merubah hidupku, kecuali membuatku semakin sibuk. Aku masih mengendarai mobil yang sama, dan anak-anakku masih bersekolah di sekolah yang sama. Kami berusaha sebaik mungkin untuk membuat segalanya sederhana di rumah.

Amazon.com: Anda bercerita bahwa Anda menulis kisah ini untuk putra Anda, Haley, yang seperti Percy, didiagnosis mengidap GPPH dan disleksia. Bagaimana perasaan Haley setelah ia menjadi inspirasi bagi sebuah seri bestseller?
Rick Riordan: Kedua putraku selalu menjadi pendengar pertamaku. Aku membacakan manuskripnya kepada mereka berdua untuk memastikan ceritanya cocok bagi para remaja. Keduanya merasa bangga, walaupun sebagai remaja terkadang mereka merasa malu atas semua perhatian yang mereka terima. Mereka tidak suka ketika teman-teman mereka meminta mereka untuk mendapatkan tanda tanganku. Haley suka untuk tidak menonjolkan perannya dalam kelahiran kisah ini, tetapi aku rasa dia menikmati tumbuh bersama Percy, dan aku tahu hal ini menumbuhkan minatnya akan tulis-menulis. Baru-baru ini dia datang ke kantorku dan memberitahukan bahwa tulisan yang sedang dia kerjakan bahkan lebih panjang daripada karyaku!

Amazon.com: Kisah Percy berdasarkan mitologi Yunani--kisah klasik yang sudah dikisahkan selama ribuan tahun. Pelajaran apa yang diambil anak-anak sekarang dari mitologi kuno? 
Rick Riordan: Kisah ini memiliki segalanya--romance, magic, misteri, action, dan karakter-karakter hebat. Para dewa Yunani adalah superhero pertama kita. Mereka memiliki kekuatan yang luar biasa, tetapi mereka juga amat manusiawi dan menjadi subjek dari kecemburuan, rasa iri, kemarahan, dll. Anak-anak terutama merespon mereka karena mereka amat kuat sekaligus terasa dekat. Siapa yang tidak ingin menjadi anak seorang dewa Yunani? Dengan membaca kisah perjuangan para dewa dan pahlawan, kita belajar tentang menjadi manusia, dan bahwa ada hal yang tidak berubah setelah ribuan tahun.


Amazon.com: Apakah Anda sudah pernah mengunjungi Yunani? Seperti apa di sana? 
Rick Riordan: Aku sudah mengunjungi baik Yunani maupun Italia, tetapi ironisnya, setelah aku menyelesaikan serial Percy Jackson. Untuk mengapresiasi kisah mitologi sebuah negara, kita tidak perlu datang ke sana. Semuanya cukup universal. Yunani terutama sedikit mengingatkanku pada rumahku di Texas-- cuaca panas, kehijauan, perbukitan, kecuali lautannya yang lebih baik di Yunani.


Amazon.com: Penjaga Percy, si satyr Grover, amat terikat dengan Bumi, kesejahteraan hewan, dan emosi manusia. Lebih-lebih, kehidupan Percy cenderung bebas dari teknologi, hal yang amat kontras jika dibandingkan dengan kehidupan masyarakat sekarang. Apakah ada pesan tentang dunia alam yang ingin kau sampaikan lewat Percy dan Grover? 
Rick Riordan: Aku tidak secara sengaja memasukkan pesan dalam buku-bukuku karena tugasku adalah bercerita, bukan menggurui. Bagaimanapun, aku mengambil bagian dari mitologi Yunani yang masih terkait dengan dunia modern, dan tentu saja hubungan manusia dan alam termasuk di dalamnya. Aku selalu terpesonda dengan Pan, dan kematiannya yang disebutkan di zaman kuno. Ini kelihatannya tema yang sangat relevan bagi pembaca moderen.

Amazon.com: Percy bertemu banyak bahaya sepanjang petualangannya - beberapa yang dapat dianggap di luar kemampuan anak berusia 12 tahun. Meskipun kita tahu bahwa Percy bukanlah anak biasa, darimana ia mendapatkan kekuatan untuk mengatasi semua tantangan yang ia temui?
Rick Riordan: Tidak ada satupun dari kita yang tahu apa yang mampu kita lakukan sebelum kita melakukannya. Percy mungkin memiliki kemampuan sebagai demigod, tetapi dia adalah anak yang amat normal dalam banyak cara. Dia berubah dari seorang anak 12 tahun yang tidak yakin tentang hubungannya dengan teman dan keluarganya menjadi seorang pria muda 16 tahun yang memipin perang menyelamatkan Olympus. Kebanyakan pahlawan lahir dari kondisi yang buruk, dan Percy tidak terkecuali. Dia takut, tidak yakin, ragu, dan marah -- semua perasaan yang akan kita temui saat kita menghadapi krisis. Tetapi, dia tetap melakukannya, dan itulah yang disebut keberanian.

Amazon.com: Sering dikatakan bahwa penulis menulis tentang apa yang mereka ketahui. Apakah Anda tertarik dengan dunia kuno saat seusia Percy? Apa jenis buku favorit Anda saat Anda masih kecil?
Rick Riordan: Aku selalu menyukai mitologi. Aku memiliki guru bahasa Inggris hebat yang menunjukkan bahwa The Lord of the Rings (satu-satunya seri yang kubaca di usia 13 tahun) bersumber dari mitologi Norse (note: buat kalian yang bukan penggemar LotR, Norse adalah masyarakat Skandinavia kuno. LotR terinspirasi dari Kalevala, puisi Norse kuno. Karakternya juga banyak dari mitologi Skandinavia kuno), dan sejak saat itu saya menjadi penggemar mitologi. Aku mengajarkan mitologi di kelasku sendiri ketika aku mejadi guru dan itu selalu menjadi tema favorit murid-muridku. 

Amazon.com: Jika ternyata, seperti Percy, kau adalah seorang demigod, dewa mana yang kau inginkan menjadi orang tuamu?
Rick Riordan: Aku menyukai Poseidon atau Athena. Tetapi, jika beruntung, aku mungkin dapat menjadi anak Dionysus.

Aku tulis wawancara ini sebab isinya menarik banget. Kisah dibalik lahirnya serial Percy Jackson ini menarik untuk dibaca. Pendapat Riordan tentang para dewa-dewi Yunani juga menarik. Dari kisah mereka kita belajar tentang bagaimana menjadi seorang manusia, menghadapi konflik tanpa akhir, iri hati, kecemburuan, kesetiaan, dan cinta. Jangan lupa, bahwa mitologi menceritakan apa yang dianggap penting oleh masyarakat di masa itu. Ternyata memang benar, setelah ribuan tahun sekalipun manusia tetaplah manusia, ada hal-hal yang tidak akan pernah berubah.

Ehm, sebagai penutup, aku ingin mencatat bahwa sekali lagi Tolkien dengan The Lord of the Rings-nya jadi inspirasi lagi. Jika umumnya Tolkien menginspirasi novel fantasi sekarang dengan penggunaan karakter-karakter magis, sihir, dan kekuatan di luar akal manusia, kali ini ia menginspirasi Riordan dengan mythology-based novel nya. Bedanya, jika Tolkien mengubah karakter di mitologi menjadi karakter hanya miliknya, Riordan masih menggunakan karakter yang sama, hanya diaplikasikan dengan dunia nyata.

Tetapi, bukankah sama menariknya? (^_^)

Artikel Terkait :




No comments:

Post a Comment