Friday, July 20, 2012

Akhir Sebuah Saga, Inheritance

Akhirnya sampai juga kita di buku akhir siklus warisan, Inheritance. Sudah lama banget kita para penggemar Paolini di Indonesia menanti dengan (tidak) sabar akan buku keempat ini. Akhirnya, kita akan mengetahui akhir  perjalanan Eragon dan Saphira. Bagaimana nasib Murtagh dan Thorn? Bagaimana dengan Glaedr? Bagaimana hubungan Eragon dan Arya? Apakah Varden dan sekutu-sekutunya akan berhasil menjatuhkan Kekaisaran? dan yang paling penting tentu saja, apakah akhirnya Eragon dan Saphira akhirnya mampu mengakhiri kekejaman Galbatorix?.

(Ya Ampun Kebanyakan pertanyaan).

Eragon dan Saphira telah melangkah amat jauh dalam usaha menjatuhkan Galbatorix. Bersama mereka, Varden, Surda, Kurcai, Urgal, Elf, dan Werecat melangkah bersama. Ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menjatuhkan Galbatorix. Mereka sudah melangkah terlalu jauh. Gagal di sini, artinya kekalahan mutlak dan tidak akan pernah ada kesempatan lagi untuk menjatuhkan Galbatorix..

Jadi, apakah kalian siap melangkah bersama Eragon dan Saphira untuk mengetahui akhir kisah ini???.

Inheritance dimulai dengan detail perang yang dilewati Varden dalam usaha mereka untuk menyerang Uru'Baen. Pertarungan berlangsung sulit di semua kota yang berusaha untuk dikuasai Varden. Dalam pertarungan di Belatona, nyawa Saphira bahkan terancam oleh Dauthdaert, tombak pembunuh naga yang dibuat bangsa elf dahulu kala, yang entah bagaimana berhasil jatuh ke tangan Kekaisaran..

Semua perang ini menunjukkan pada Eragon betapa mahalnya harga yang harus dibayar untuk menjatuhkan Galbatorix. Orang-orang yang tak tahu apa-apa menjadi korban. Roran menghadapi hal yang sama. Apakah benar bahwa Kekaisaran dan Galbatorix membawa kesengsaraan pada Alagaesia?.

Pengepungan Dras Leona nyaris membawa petaka bagi Eragon dan Arya. Penyusupan lewat lorong rahasia bawah tanah yang ternyata menuju katedral nyaris membuat Eragon dan Arya menjadi santapan Ra'zac jika bukan karena bantuan Angela. Jatuhnya Dras Leona membuat hanya satu target yang tersisa bagi Varden dan sekutunya: Uru 'Baen, dimana mereka akan bergabung bersama pasukan elf untuk melancarkan perang penentuan..

Tetapi, takdir seakan tidak berada di pihak mereka. Diculiknya Nasuada oleh Murtagh membuat Varden semakin menciut. Eragon dan Saphira berhasil mendorong Varden untuk terus maju, walau merea sadar bahwa tanggung jawab paling berat berada pada pundak mereka karena merekalah yang harus berhadapan dengan Galbatorix. Walaupun perang dimenangkan Varden dan sekutunya, semuanya akan sia-sia saja jika Eragon dan Saphira gagal mengalahkan Galbatorix. Padahal, mereka sadar bahwa mereka bahkan belum bisa mengalahkan Thorn dan Murtagh, bagaimana mungkin mereka mampu mengalahkan sang Raja yang telah membawa kehancuran bagi Penunggang dan mencengkram Alagaesia selama satu abad?.

Sebuah harapan samar berasal dari kata-kata yang dahulu pernah diucapkan Solembum: Ketika semua terasa kacau dan kekuatanmu tidak memadai, pergilah ke Karang Kuthian dan sebut namamu untuk membuka Ruang Jiwa-jiwa. Dimana Karang Kuthian dan Ruang Jiwa-jiwa berada? Harapan apa yang disimpan di tempat itu?


Seluruh kekuatan dan harapan yang dikumpulkan Eragon seakan tidak pernah cukup dihadapan Galbatorix. Mereka bukan ancaman, dan tidak pernah akan menjadi ancaman. Ketika bahkan sihir takluk di hadapan sang Raja, karena ia adalah pengucap nama dari segala nama, dan seluruh kekuatan takluk dihadapannya. Tetapi, Eragon dan Saphira menolak untuk menyerah, bersama Arya dan Elva mereka siap untuk menantang yang tak terkalahkan..

Ada yang menganggap tulisanku lebay? Mungkin, Aku tidak pernah bisa merangkum keempat buku Siklus Warisan karena isinya padat dan susah sekali membuat sinopsisnya berhubung semua bagiannya penting. Jadi, bagaimana jika kita langsung saja pada beberapa opiniku. Super Spoiler Alert!.
  1. Tebal buku ini mencapai 900an halaman. Aku rasa Paolini memasukkan begitu banyak detail. Aku tidak protes karena aku memang suka detail. Akan tetapi, tidak semua orang menyukai cerita yang terlalu panjang. Apalagi, mengingat bahwa awalnya Paolini merancang Brisingr dan Inheritance sebagai satu buku.
  2. Banyak ending terbuka, kisah yang tak terucapkan, dan lubang-lubang yang belum terisi. Eits, jangan salah. Ini tidak melukai keseluruhan kisah Eragon. Hanya saja, semua lubang dan kisah tak terucap ini seakan memberi ruang bagi Paolini untuk melanjutkan kisah ini. Jangan salah sangka lagi. Kisah Eragon sudah berakhir, tetapi masih ada ruang untuk berbagai kejadian lain yang dapat terjadi setelah itu. Ini persis banget dengan The Last Olympian di serial Percy Jackson-nya Riordan yang memberi ruang untuk kisah baru. Masalahnya, Paolini membuatnya lumayan jelas. Sabuk Beloth si Bijaksana yang hilang, identitas Angela yang membuat kita makin penasaran, dua orang yang menolong Roran di tengah perang, dan berbagai deskripi misteri yang ada di pelosok Alagaesia. Plus, janjinya di penutup Inheritance. We will wait for new books, Paolini!
  3. Ruang Jiwa-jiwa! Aku luar biasa menyukai bagaimana sihir ingatan yang melindungi ruangan itu. Bagaimana para werecat seakan diperalat. Membuat kita merinding: kekuatan macam apa yang dapat melakukan itu semua. Oke, aku sangat tidak protes dengan telur naga yang tersisa. Hanya, aku berharap isi Ruang Jiwa-jiwa adalah sesuatu yang lebih. Hanya Eldunari? Yah lumayan. Tetapi masih terasa kurang WAH dibandingkan semua usaha menyembunyikannya. Seandainya itu sihir kuno yang ada di Alagaesia sejak masa purba atau sesuatu semacam itu .....
  4. Tidak ada adu pedang Eragon dan Galbatorix???? Oh, please. Galbatorix sudah dijabarkan dengan begitu luar biasa dan keren. Terutama ketika menyiksa Nasuada. Tetapi Paolini bahkan tidak mengizinkan adanya sedikit adu pedang serius antara Galbatorix dan Eragon. Bodo amat walaupun hanya untuk menunjukkan perbedaan amat jauh antara mereka berdua. Tetapi, adu pedang Murtagh dan Eragon keren banget.
  5. Elva bahkan tidak punya kesempatan untuk bicara dengan Galbatorix! Sialan, aku ingin banget tahu hal yang dapat menyakiti Galbatorix. Semua makhluk, bahkan para Eldunari dan Galbatorix takut pada Elva. Please, hanya satu kalimat dan apa efeknya pada Galbatorix sudah cukup. Tetapi kita tidak akan pernah mendapatkannya (>_<).
  6. Cara Eragon mengalahkan Galbatorix? Jenius. Hanya kata itu yang dapat aku ciptakan. Benar-benar tidak terpikir. Eragon tidak bisa mengalahkan Galbatorix. Harus ada cara lain, dan inilah caranya. Jenius, Paolini. Membuat Galbatorix menyadari kesalahannya? Itu hal yang juga kuimpikan terjadi pada Voldemort, tetapi Rowling tidak memberikannya!! Thanks, Paolini.
  7. Dua anak yang digunakan sebagai tameng oleh Galbatorix?? Aku setuju itu dapat menghentikan langkah Eragon dan Arya. Tetapi, ketika Eragon bahkan khawatir membuat Galbatorix marah oleh ucapannya karena khawatir pada anak-anak itu? Ya ampun, yang benar aja!
  8. Kepergian Eragon. Aku tidak keberatan jika Eragon pergi, tetapi setelah sudah begitu menggantung sejak seri pertama, kepergian Eragon hanya begitu saja??? Maksudku, apakah Eragon benar-benar tidak dapat kembali? Sejauh apa rumah baru para Penunggang dan Naga ini? Jika terlalu jauh bukankah para Penunggang justru tidak dapat menjalankan tugasnya. Aku sangat tidak suka alasan kepergian Eragon ini. 
  9. Apakah Eragon tidak akan pernah kembali? Aku tidak setuju jika dikatakan Eragon tidak bisa kembali. Please, jarak Tronjheim-Ellesmera saja hanya 4 hari dengan naga! Lebih masuk akal jika Eragon tidak ingin kembali. Mengapa? 1)Roran, Katrina, Nasuada, Orik, pada akhirnya akan mati sementara ia terus hidup 2)Harus kembali bertemu Arya padahal sadar bahwa mereka tidak akan bisa bersama seumur hidup, karena Arya menjadi ratu, Eragon sebagai Pimpinan Penunggang dan harus menjaga naga muda dan Eldunari. Jadi, akan lebih masuk akal bagi pembaca jika Eragon bukannya tidak bisa kembali, tetapi tidak mau kembali. Aku rasa inti pesanku: Paolini, tidak usah meniru ending ala Tolkien karena kau dapat dibilang tidak original dan terkesan memaksa. Lebih baik buat ending original 'kan.
Protesku seperti seorang nenek-nenek. Aku bakalan tutup mulut, tetapi aku punya satu pandangan terakhir. Paolini sudah menyetel Alagaesia seperti dunia Pemburu Bayangan-nya Cassandra Clare. Paolini dapat menulis kisah tambahan tentang Alagaesia tanpa merusak kisah Eragon, seperti Clare dengan The Infernal Devices-nya. Aku nggak akah heran (dan justru sangat ingin) adanya kisah-kisah lain Penunggang Naga dari Paolini.

Banyak orang meminta kisah Brom, aku tidak setuju. Pasti akan menarik membaca kisah Brom dan kejatuhan Penunggang, tetapi rasanya pasti seperti menonton Star Wars Episode I-III, atau memainkan FF VII: Crisis Core. Depresi karena kita sudah tahu bagaimana tragedi yang menunggu di depan. Berikan kami kisah Penunggang 200-300 tahun setelah Inheritance: bagaimana Penunggang baru tumbuh dan perkembangan zaman baru. Dan tentu saja, bagaimana Eragon menjadi pemimpin Penunggang walaupun tentunya bukan sebagai kisah utama (^_^).

Koreksi: aku bersedia membaca prekuel, asalkan prekuel itu super kreatif. Apa yang aku maksud dengan super kreatif? Berikan prekuel dengan sudut pandang Selena, atau Morzan, atau bahkan Galbatorix. WAW! Tak peduli apapun yang terjadi aku pasti baca !!!!!

Akhir kata: Se onr sverdar sitja hvass.

Artikel Terkait :




12 comments:

  1. kereeen..udah seleseee bacaa *ngacungin empat jempol

    ReplyDelete
  2. wewww hebattt bisa menyelesaikan si buku tebal ini. Aku berenti di eragon doang, karena, well, ngga terlalu suka detail sih. :D

    ReplyDelete
  3. Makasih (^_^) Saya selesai dalam satu hari karena punya penyakit g sabar.

    Saya setuju detailnya bisa membosankan. Saat pertama baca (Brisingr dan Inheritance terutama) saya suka melompat bab karena tidak sabar. Tetapi Eragon masih bagus dan cepat kok alurnya

    ReplyDelete
  4. Like Your Review...
    Belom baca seri 4 alias blom beli (^^)V

    Awalnya beteeeeee bgt baca Eragon, sama seperti mulai membaca HOST by Stephanie Meyer...
    But, setelah menemukan iramanya.... nda bisa berhenti !!!

    Sepertinya harus baca 3 buku sebelumnnya lagi niy, banyak nama, tempat, dan kejadian yang udah mulai "RAIB"

    ReplyDelete
  5. Sipp a nunggu ebook buku ke 4 ina hehe,semua dah baca...tp a baca 1 buku 4 hari,karena suka dg detail dan berimajinasi....

    ReplyDelete
  6. Blm ktm buku ke 4 sial..4etiap ke gramed selalu kehabisan...pdhl pengen banget bacanya...buku 1 mpe 3 ja udh q baca berulang2...kpn ya bs baca Ɣªήğ ke 4...

    ReplyDelete
  7. pinjem bukunya donk... cari link yg bhs indo g ada -_-

    ReplyDelete
  8. boleh tanya gak ?
    kalo download buku ke 3 nya brisingr versi b.indo dimanana ya ?
    sudah baca sampai halaman 798 tapi ga ada lanjutannya .....
    ada yang tahu ? ..........
    dan kalo ada buku ke 4 nya "inheritance" belom ada yang indo nya ya ? susah baca yang inggris

    ReplyDelete
  9. Kereen... Tp belum baca bukunya...

    ReplyDelete
  10. Saya suka cara anda dalam menuliskan sinopsis ini. Begitu bersemangat.

    ReplyDelete
  11. kalo ad yg tahu tempat download ebook 4 b indo, tolong kasih tau ya!

    ReplyDelete
  12. http://kutubukunu.blogspot.com/2015/11/brisingr.html?m=1
    Link untuk brisngr

    ReplyDelete