Wednesday, October 09, 2013

The Heroes of Olympus: The House of Hades

To my wonderful readers
Sorry about the last cliff-hanger.
Well, no, not really. HAHAHAHA
But seriously, I love you guys.
--- Rick Riordan

God of Olympus! Uncle Rick benar-benar paham bagaimana caranya membuat kita semua fansnya mencak-mencak saking kesalnya. Setelah akhir The Mark of Athena membuat kita semua melongo begitu shock-nya, sekarang ia bergurau dengan kita tentang cliff-hanger itu. Oke. Maaf diterima. 

Setelah selama satu tahun membuat perut kita melilit karena menantikan apa yang terjadi dengan Percy dan Annabeth, akhirnya tanggal 8 Oktober ini kita mendapatkan apa yang kita tunggu; seri keempat Heroes of Olympus, The House of Hades. Dan saya langsung membacanya di hari terbit ini. 

Opini pertama setelah selesai: Wuih, baru menarik napas panjang setelah buku ini selesai. Betulan! Begitu banyak aksi dan kejadian diremas dalam satu buku sampai aku sadar betapa enaknya bernapas dalam dan panjang setelah selesai membaca buku ini. Tapi, mari kita urut membahasnya (^_^). Ngomong-ngomong buku in berisi begitu banyak kengerian, ketegangan dan informasi luar biasa yang kontroversial sehingga Anda menghadapi kemungkinan besar untuk SPOILER ALERT. Anda sudah diperingatkan.

Kisah The House of Hades dimulai beberapa hari setelah akhir Mark of Athena. Argo II, sekarang hanya diawaki oleh Leo, Jason, Piper, Hazel (dan Pelatih Hedge), sedang berusaha melewati sebuah pegunungan untuk meninggalkan Italia dengan selamat, menuju Yunani. Mereka dihadapkan jalan buntu; melewati celah gunung tidak mungkin karena para dewa gunung, numina montanum (atau ourae, terserah kalian) menghalangi mereka. Lewat laut juga bukan pilihan, dengan hilangnya .... Percy (T_T). Saat kebingungan inilah, Arion (kuda paling keren di dunia!) datang mencari Hazel untuk membawanya ke suatu tempat, yang kemungkinan dapat memberi mereka jawaban. Tentu dengan asumsi Hazel dapat bertahan hidup (yaiks! hari biasa demigod).

Di sinilah kita bertemu dengan Hecate. Yep, Hecate sang Dewi Sihir, Kabut, dan Persimpangan. Ia menyatakan ketertarikannya kepada Hazel, terutama dengan menyatakan bakat magis Hazel yang sangat kuat. Akan tetapi, yang lebih penting adalah pilihan dan kemungkinan masa depan yang ia tunjukan pada Hazel. Barat akan membawa mereka kembali pulang dengan Athena Parthenos, mungkin dapat mencegah pertumpuhan darah antara Perkemahan Jupiter dan Perkemahan Blasteran. Timur adalah jalan yang sulit dengan hadangan para dewa gunung, dan kemungkinan besar hancurnya Argo II. Kemungkinan kecil mereka dapat mencapai Epirus, Wisma Hades. Tapi arah ini juga dapat membebaskan tanggung jawab mereka. Mereka akan selamat dan perang melawan Gaea akan kalah atau menang tanpa mereka. 

Masalahnya, jalan manapun yang dipilih akan berakhir pada satu hal mutlak: kematian Percy dan Annabeth. Dan hal ini jelas TIDAK masuk menu Hazel. Hecate lalu menawarkan satu jalur lagi: Utara. Melintasi Italia hingga titik terjauh lalu baru melintasi pantai timur menuju Yunani. Jalan jauh dan memutar sehingga mungkin tidak terprediksi oleh Gaea dan pasukannya. Akan tetapi, ada satu syarat mutlak untuk dapat melewati jalur ini dengan selamat: Hazel harus belajar mengendalikan Kabut. Yups, S-I-H-I-R. Jika Hazel gagal, berarti kematian dan kegagalan bagi mereka semua. Tentunya jalur inilah yang dipilih Hazel karena ia tidak mungkin meninggalkan misi ataupun teman-temannya (baca: Percy dan Annabeth).

Jauh, jauh di dalam kedalaman Tartarus. Annabeth merasa ia dan Percy sudah jatuh untuk waktu yang sangat lama. Apakah Tartarus punya dasar? Pertanyaan itu menghantui Annabeth hingga mereka jatuh ke dalam sebuah sungai, selamat karena Percy tentu saja. Akan tetapi, sungai ini bukan sungai biasa. Satu dari lima sungai yang mengalir melalui Dunia Bawah, Cocytus, sungai ratapan. Berusaha menghindari semua bisikan, penderitaan, dan ratapan yang dibawa oleh sungai itu, Annabeth berhasil menarik Percy ke tepi sungai. Hanya saja, tepi sungai itu bukan pasir melainkan pecahan-pecahan kecil kaca hitam yang sebagian menancap di tangan Annabeth.

Tubuh Arachne jatuh tidak jauh dari mereka (ugh!), tetapi bukan itu masalah besarnya. Mereka terdampat di Tartarus, rumah semua monster, tanpa perlengkapan dan bekal apapun. Annabeth kehilangan ranselnya yang terutama berisi laptop Daedalus dan pisau perunggu langitnya (Yah, pisau itu). Di tengah kondisi mereka yang lelah, terluka, dan setiap helaan napas dan detik yang mereka habiskan digunakan Tartarus untuk menyedot energi mereka, Annabeth menyimpulkan bahwa satu-satunya kesempatan bagi mereka adalah menemukan sungai api, Phlegeton. Beberapa legenda menyebutkan tentang kemampuan sungai itu menyembuhkan. Macam ambrosia Dunia Bawah.

Apa bayangan kalian tentang Tartarus? Neraka biasa? Huh, lebih dari itu. Jangan lupa, bahwa neraka ini adalah tubuh dari sang Tartarus, ayah para raksasa. Setiap yang ada di dalam Tartarus adalah bagian dari tubuhnya. Tanah yang mereka pijak adalah ototnya, lima sungai yang mengalir adalah pembuluh darahnya, setiap monster adalah sel tubuhnya, dan Percy-Annabeth adalah kuman yang tidak diundang (yaiks!).


Tartarus yang dapat dilihat Annabeth dan Percy dengan mata fana mereka adalah sebuah dataran mengerikan yang terus landai ke bawah, seperti sebuah mangkuk. Semua sungai mengalir ke bawah, ke jantung Tartarus; Pintu Ajal. Setelah menelan seteguk api yang membakar tenggorokan tetapi memberikan mereka tenaga lagi, Percy dan Annabeth yakin bahwa satu-satunya jalan yang tersedia bagi mereka mengikuti aliran Phlegeton, ke dasar Tartarus.

Kematian nyaris menjemput mereka lagi ketika sekelompok empousa, yang dipimpin Kelli (kalian ingat?), menyergap Percy dan Annabeth. Mereka pasti mati seandainya mereka tidak ditolong oleh makhluk terakhir yang mereka pikirkan; Titan. Lebih tepatnya, Bob a.k.a Iapetus sang Titan Barat, saudara kembar Hyperion. Titan yang 'kebetulan' diampuni nyawanya oleh Percy setelah Sungai Lette menghapus ingatannya. 

Dalam perjalanan melewati Tartarus, Annabeth dan Percy dihadapkan pada berbagai tantangan yang seakan mustahil dapat diatasi, dan bantuan yang tidak terpikir akan mereka dapatkan. Hanya bantuan dari Bob yang dapat membuat mereka berdua dapat bertahan hidup dan melanjutkan perjalanan. Juga ada bantuan dari seorang raksasa yang menyelamatkan nyawa Percy. Akan tetapi, para raksasa terutama Polybotes juga mengerjar mereka. Semua ini bukan apa-apa karena tantangan sebenarnya adalah bagaimana mereka dapat mencapai jantung Tartarus, pusat kumpulan monster, ketika satu-satunya cara yang tersedia bagi mereka adalah dengan melewati sang Malam, makhluk yang bahkan lebih tua daripada Dewa Olympia, Titan, raksasa, bahkan Gaea dan Tartarus sekalipun! Yah, suicide mission!    

Seperti yang sudah kusampaikan, buku ini benar-benar penuh aksi dan tidak ada satu bagianpun yang membuatku bosan. Benar-benar mustahil bagi kita untuk berhenti membacanya sebelum selesai. Ceritanya juga terasa sangat fokus, walaupun kali ini kita tidak mendapatkan musuh utama (baca: raksasa) yang menghalangi mereka. Perjalanan Argo II mencapai Epirus, dan yang paling penting perjalanan sinting Percy dan Annabeth melintasi Tartarus jelas sudah merupakan fokus yang luar biasa.

Hal lain yang aku sukai adalah pesan utama di novel ini (terutama pada bagian perjalanan Tartarus): perbuatanmu di masa lalu akan kembali untuk menghantuimu. Entah perbuatan baik, entah buruk, semuanya akan kembali. Inilah yang dihadapi oleh Percy dan Annabeth. Pertama, dalam wujud Bob. Keputusan Percy mengasihani dan mengampuni nyawa Iapetus adalah satu-satunya alasan ia selamat. Akan tetapi, perbuatan Percy yang melupakan nasib Bob dan tidak pernah menemuinya nyaris membuatnya kehilangan bantuan Bob. Lalu, masih ada para arai. Mereka adalah roh mengerikan berbentuk seperti Erinyes yang akan memberikan kepada kita semua kutukan yang pernah dilontarkan orang kepada kita. Percy telah mencabut nyawa banyak monster, dan semua kutukan mereka menjelang mati di timpakan kepada Percy; mulai dari panah si gembala monster Greydon, racun si peramal buta Phineas, hingga kutukan getir Calypso, semuanya harus dirasakan Percy. 

Riordaners, coba tebak berapa POV yang kita dapat kali ini: TUJUH. Artinya semua demigod utama kita mendapat kesempatan untuk menjadi narator. Hazel, Annabeth, Leo, Piper, Jason, Percy, Frank, semuanya mendapat porsi petualangan mereka masing-masing. Walaupun paling banyak adalah Annabeth, Hazel, Leo, dan Percy. Akan tetapi, kehebatannya adalah banyaknya narator ini tidak terasa menggangu cerita sama sekali. Kontinuitas dan karater mampu berjalan dengan tetap bagus. Bahkan, ada banyak sekali perkembangan karakter di buku ini. Luar biasa, Uncle Rick! 

Bagian ini bisa merupakan kelebihan atau kekurangan. Banyak-banyak-banyak sekali potongan kisah yang berdasarkan buku-buku Riordan sebelumnya. Kita akan merasa jauh lebih nyaman menikmati cerita jika kita sudah membacanya sebelumnya. Contoh yang paling terasa adalah: Hecate, Kelli, Iapetus a.k.a Bob, Labirin (yep!), dan Calypso! Biasanya aku sangat menikmati bagian dimana kita bisa mengingat kembali petualangan Percy sebelumnya. Kali ini aku juga masih menikmatinya, tetapi rasanya SANGAT BANYAK mengacu pada kejadian masa lalu. Aku merasa kurang nyaman saja, terutama jika ada beberapa bagian yang lupa. Rasanya Riordan menuntut kita membaca semua bukunya dulu sebelum membaca buku ini. Membaca buku ini tanpa membaca kisah-kisah acuannya rasanya seperti menonton the Avengers tanpa sebelumnya menonton Iron Man 2, Thor, atau Captain America! (emangnya ini Marvel Cinematic Universe!)

Mitologi buku ini sangat padat dan banyak hal baru, mulai dari Cupid sampai Nyx! Aku suka sebali bagian Cupid, ia terasa sangat mengerikan dan mencekam dengan caranya tetap sebagai Cupid: cinta memang mengerikan dan misterius. Cupid dan Nico adalah bagian yang membuatku mulutku menganga, tetapi tidak ada judgement dariku di sini. Adegan Leo dan Calypso yang awalnya juga terasa 'maksa' kemudian terasa sangat manis saja. Aku benar-benar berharap Leo memenuhi janjinya. 

Bagian yang menurutku punya potensi luar biasa, tetapi SAYANGNYA hanya sekedar lewat tersia-sia adalah bagian perjalanan Percy dan Annabeth melewati teritori Malam. Dari awal sudah dibisikkan tentang Kabut Gelap, Dark Lady, sang Malam, yang seakan adalah teror yang paling mengerikan di Tartarus. Secara teknis, wilayah Malam bahkan bukan di Tartarus. Wilayah itu terletak di ujung, di luar Tartarus, di wilayah kehampaan Kekacauan. Akan tetapi, bagaimana Annabeth menipu Nyx dan anak-anaknya, hingga bagian Nyx berteriak, "give me a light", sama sekali tidak terasa lucu atau unik bagiku, tidak seperti bagian humor ala Percy yang lain. Alasan 'tur'? Bagaimana mungkin makhluk macam Nyx dapat tertipu seperti itu. Rasanya sangat janggal dan aneh bagiku. Akan tetapi, bagian dimana Percy dan Annabeth harus berlari melintasi Mansion of Night dengan menutup mata rapat-rapat, dengan anggapan apapun yang ada di dalamnya tidak untuk mata fana, benar-benar mencekam bagiku. Juga bagaimana mereka harus lompat melewati Sungai Acheron dengan mata tertutup. (Btw, aku suka sekali ternyata Sungai Acheron adalah batas wilayah Nyx dan Tartarus. Maaf saya fans Dark-Hunter series!).

Bagian lain yang mungkin kontroversial adalah keputusan Jason untuk meninggalkan Perkemahan Jupiter dan tetap di Perkemahan Blasteran. Ini seakan selaras dengan bayangan Percy tentang Perkemahan Jupiter, walaupun dalam mimpi terliarku aku jelas nggak membayangkan Percy akan pergi dalam waktu dekat (jujur aku khawatir sekarang). Bagaimana Jason dapat meninggalkan perkemahan yang merupakan rumahnya itu. Apakah jika Percy (seperti Jason) tinggal di Perkemahan Jupiter selama 9 bulan ia juga dapat mengambil keputusan yang sama dengan Jason. Lalu masalah ini berlanjut dengan pertempuran dahsyat di Epirus, dimana legiun hantu Romawi sudah tidak mengakui perintah Jason lagi (karena mereka tidak mengenalinya sebagai Romawi). Aku suka banget bagaimana Jason mempromosikan Frank sebagai praetor Legiun, tetapi entah kenapa hatiku terasa sakit melihatnya. Terutama ketika ingat betapa romawi-nya Jason ketika berteriak di hadapan Porphyrion di The Lost Hero. 

Lalu protes rutinku tentang betapa para Titan kelihatan lebih lemah dibandingkan para raksasa. Jelas sekali kita semua menyukai kelanjutan kisah Percy dan senang karena bisa bertemu dengan semua karakter yang kita cintai. Akan tetapi, jika pengembangan kisah ini justru mendiskreditkan (atau setidaknya, membuat kita jadi meremehkan) serial sebelumnya, aku justru merasa sediiiiiiihhhhh sekali (-_-). 

Mungkin cukup saja review buku ini. Akhirnya kata, siapkan cemilan yang banyak untuk membaca buku ini karena Anda dijamin enggan meletakkannya sebelum selesai. Walaupun aku akan lebih senang jika Riordan memberi kita waktu bernapas antar kejadian di bukunya ini, aku tetap sangat merekomendasikan buku ini. Selamat menikmati dan mari bersama menunggu edisi Indonesianya, sekaligus buku pamungkas kelima seri Heroes of Olympus: The Blood of Olympus, yang akan terbit Oktober 2014.   

Artikel Terkait :




24 comments:

  1. wah, udah baca ya? yg versi English kah? duh gak sabar mau baca juga, tapi susah banget cari ebooknya (maklum, kan disini belum terbit, hehe).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dengan sedih saya akui bahwa saya memang download ebook gratisan di internet (salahnya Amazon, coba kindle bisa di Indonesia!).

      Kalau tidak keberatan baca edisi b. inggris silakan saja cari, banyak kok di internet terutama jika download via torrent. TENTUNYA, ketika edisi Indonesia terbit nanti aku akan beli tanpa pikir panjang

      Delete
    2. udah download torrent tapi ga tau gimana cara bukanya. bisa dibantu? hiks

      Delete
    3. anda perlu program untuk buka file torent itu. saya pakai utorrent. silakan download, buka file torrentnya pakai itu. lalu secara otomatis bukunya akan Anda download.

      Tapi jika tidak keberatan pake bahasa inggris, bisa kok saya email file epub-nya

      Delete
    4. Boleh minta pdf yang bahasa indonesia nggak , nyarinya dimana kok saya nggak nemu nemu :(

      Delete
    5. kira" yang transatenya di Indonesia kapan keluarnya?

      Delete
    6. This comment has been removed by the author.

      Delete
  2. Iapetus Bob itu yang mana ya? di seri yang mana dia muncul??

    ReplyDelete
    Replies
    1. tentang si Iapetus ada di salah satu kisah di buku suplemen kisah Percy Jackson: Demigod Files. Tepatnya judulnya Percy Jackson and the Sword of Hades

      Saya belum pernah lihat edisi Indonesianya. saya juga belum baca, sangat sayang karena peran Bob besar sekali di sini jadi mungkin akan jauh lebih WAH jika kita sudah membaca kisah saat ia masih seorang Titan jahat

      Delete
    2. aku punya demigod diaries edisi indonesia, apa sama dengan demigod files ya? kok nggak ada yg percy jackson and the sword of hades? yg ada percy jackson dan tongkat hermes. trus dicerita percy lawan raksasa cacus putra hephaestus bukan lapetus bob.

      Delete
    3. beda deh, demigod diaries aku udah baca gak ada yang namanya Bob. dan Demigod Files ya mungkin memang aku gak baca dan yah sayang sekali nggak bisa tahu detail yang penting ya.

      Delete
    4. Degimod files itu suplemen kisah sebelum Demigod diaries. Tadinya saya kira keduanya sama tapi ternyata isinya adalah berbagai kisah yang berbeda.

      Betul sekali. Bob punya peran yang besar dalam perjalanan Tartarus. Nggak membaca kisahnya rasanya seperti ..... apa yah bandinganny? Jika menggunakan perbandingan the Avengers mungkin nyaris seperti belum nonton Thor ketika nonton the Avengers (hampir sih!) karena tanpa itu kita nggak tahu banyak soal Loki (^_^)

      Karena ada banyak peran Bob, terutama dengan ..... ada pengorbanannya nanti. Emosinya pasti kurang jika kita nggak baca.

      Delete
    5. aku baru selesai baca kemaren.. emang bob itu justru menjadi 'sang penyelamat' percy dan anabeth waktu di tartarus.
      ada kok kisahnya, tapi aku lupa di demigod files atau di demigod diaries.
      dan untung bgt sih aku udah baca ceritanya duluan baru baca HOH :)

      Delete
  3. dimana download ebook nya?? share link nya dong.....

    ReplyDelete
  4. ada info ga kapan THoH terbit di indo? Thx.

    ReplyDelete
  5. clytius bukannya raksasa antihecate ya mbak yang dilawan hazel di epirus ama pasiphae ato sapalah itu? paling penasaran soal pylos. apa yang menunggu frank si sana? until then my friends tell the sun and the stars hello for me... great sacrifice from iapetus and damasen

    ReplyDelete
  6. Tolong kasih link donk buat download yg inggris... Pliss.. I really want 2 read it.. Thanks...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang Indonesia sudah terbit kok :)

      Delete
    2. Salah kenAl .
      Yg indonesia sudah terbit sampai seri yg mana ?
      Boleh minta link yg indonesia ?

      Delete
  7. boleh minta link yang bahasa indonesia nggak?

    ReplyDelete
  8. minta link yg bahasa indonesia dong :)

    ReplyDelete
  9. Sampe saat ini belum nemu link yg pk b. Indo... tp lumayanlah drpada ga baca... ga sabar nunggu buku ke 5 Blood of olympus..

    ReplyDelete
  10. Mba ratna,,
    Bagi link bahasa indonesia nya donk "the heroes of olympus #1 #2 #3 ...... Plisssss :(

    ReplyDelete
  11. aku jga mau.... nyari d mana????

    ReplyDelete