Manusia, dimanapun dia, siapapun dia, seringkali tidak mensyukuri apa yang sudah dia miliki. Banyak dari mereka yang tidak menyadari betapa beruntungnya kita, manusia, dengan semua yang kita miliki.Kecenderungsan setiap makhluk untuk tidak menyadari keberuntungan mereka sebelum mereka kehilangan semuanya-lah tema utama dari buku mengesankan ini, Demon: A Memoir, karya Tosca Lee.
Buku ini berkisah tentang seorang editor penerbitan kecil bernama Clay. Suatu hari, tanpa diduga, ia bertemu dengan sesosok pria misterius di kafe. Pria itu bersikap seakan dia sudah menanti Clay, padahal Clay sama sekali tidak mengenalnya. Ia memperkenalkan diri dengan nama Lucian, dan ia bersikap - tidak hanya bersikap - ia tahu segalanya tentang Clay. Tentang siapa dia, masa lalu, dan bahkan, apa yang ada di pikiran Clay.
Lalu, kenapa orang ini tampak sangat terobsesi pada Clay? Ia mengklaim bahwa dirinya memiliki kisah yang diinginkan banyak orang. "Saya akan menceritakan kepada Anda kisah saya. Saya sangat berharap kepada Anda, dan Anda akan mendengar semua kisah saya. Saya percaya ini akan sangat menarik bagi Anda. Dan Anda akan menuliskan semuanya dan menerbitkannya"
Siapakah orang ini sebenarnya? Kenapa ia bisa tahu segalanya mengenai Clay. Hal ini jugalah yang menghantui kepala Clay, menduga-duga siapakah orang ini sebenarnya. Dia bukan orang biasa, begitulah perasaan Clay berkata. Lalu, seakan bisa membaca pikiran Clay, orang itu berkata, "Anda tahu. Kita dapat berbagi sekarang, di antara kita, rahasia tentang siapa saya."
Lalu, jawabannya muncul begitu saja tanpa diundang, di dalam benak Clay. Malaikat yang jatuh. Roh dari kegelapan. Iblis.
Lalu? Apa yang dia inginkan dengan menceritakan kisahnya kepada Clay? Entahlah (bisa dibaca), yang jelas, sejak pertemuan itu, kehidupan Clay yang awalnya menjemukan itu berubah, menjadi kegalauan. Kegalauan dan kebimbangan yang muncul ketika Clay berusaha menyatukan kisah Lucian yang gelap, hanya untuk menyadari bahwa kisah hidup Iblis telah menjadi kisahnya sendiri. Kisah tentang pemujaan, kesombongan, pengkhianatan, rasa iri, dan akhirnya, dendam.
Seiring dengan mengalirnya kisah itu, hidup Clay pun perlahan menjadi kacau, dan akhirnya Clay hanya memiliki satu tujuan: mengetahui akhir dari kisah itu, yang juga merupakan akhir dari kisahnya sendiri.
Jenius! hanya itu yang pantas untuk mengungkapkan isi dari buku ini. Pernahkah anda membayangkan untuk mengungkapkan Kisah Awal Dunia (dan manusia) dari sudut pandang Iblis. Lebih hebat lagi, kisah yang diungkapkan dari sudut pandang iblis ini menunjukkan pada kita, manusia, mengenai betapa beruntungnya kita dengan semua karunia yang diberikan Tuhan pada kita.
Jangan anda membayangkan akan bosan membaca buku ini. Awalnya pun aku mengira aku akan bosan, terutama dengan banyaknya kisah Lucian tentang berbagai kejadia religius. Tetapi, aku justru menjadi penasaran. Ya, penasaran untuk mengetahui akhir kisah ini, sama seperti Clay. Dan akhirnya, yah, sulit dijabarkan dengan kata-kata. Pokoknya masukkan buku ini dalam daftar-wajib-baca.
No comments:
Post a Comment