Wednesday, December 09, 2009

Yu-Gi-Oh! GX The Manga. The New King of Games!

Semua penggemar manga pastinya pernah membaca (minimal tahu!) manga Yu-Gi-Oh!, kan! Yup, ni manga memang pernah begitu fenomenal, dengan imbasnya, trading card game Yu-Gi-Oh menjadi salah satu game paling populer. Bahkan sampai saat ini, masih belum ada trading card game yang dapat mengalahkan popularitas Yu-Gi-Oh!.

Nah, sekarang aku akan membahas mengenai sekuel dari Yu-gi-oh!, yaitu Yu-Gi-Oh GX.Kisahnya memang masih berhubungan, tetapi lebih merupakan sebuah kisah independen sendiri. Oh, ya, lalu yang perlu dicatat, di sini aku akan membahas mengenai manga nya, bukan anime. Ini penting untuk diingat sebab antara anime (yang muncul lebih dahulu) dan manganya berbeda. Mulai dari cerita, alur, konflik, sampai karakter tokoh dan hubungan antar tokoh. (Tetapi, aku juga akan membandingkan dan membahas anime juga. tak perlu khawatir! ^_^)

Setting Yu-Gi-Oh GX adalah beberapa tahun setelah perpisahan Yugi dan Atem. (Di anime, 10 tahun setelah itu). Duel monster telah menjadi game yang amat populer. Duelist telah menjadi profesi yang dilakukan secara profesional. Tidak aneh jika kemudian didirikan sebuah sekolah khusus untuk mendidik calon duelist profesional, Duel Academy. Duel Academy didirikan oleh, tak lain dan tak bukan, Seto Kaiba sendiri. (Info ini ada di anime, tetapi aku rasa di manga juga sama saja. Ini sangat masuk akal)



Para murid di Duel Academy dibagi dalam 3 asrama. Obelisk Blue, tempat para duelist terbaik Akademi dikumpulkan. Murid kelas 1 hanya mungkin masuk ke Obelisk Blue jika mereka memiliki prestasi bagus pada turnamen di SMP. Ra Yellow, tempat para duelist yang mendapatkan nilai bagus dalam ujian masuk Akademi. Ini merupakan asrama tingkat dua setelah Obelisk Blue. Osiris Red, asrama-tingkat-tiga di Akademi. Tempat para murid yang mendapat nilai pas-pasan dalam ujian masuk. Tetapi, setelah kuteliti, ada beberapa kasus dimana siswa yang masuk Osiris Red adalah duelist yang unggul dalam duel secara langsung atau ujian tertulis. (Contoh: hebat dalam ujian duel tetapi nilai ujian tulisnya parah. atau kebalikannya)

Tokoh utama kita kali ini adalah Judai Yuki (Jaden Yuki, di english-dubbed anime) dari Osiris Red. Walaupun berada di Osiris Red, kemampuan Judai tidak main-main. Dalam ujian masuknya, ia mengalahkan Profesor Chronos, salah satu pengajar Akademi. Sahabat dekatnya adalah Sho Marufuji (Syrus Truesdale, di english-dubbed anime) yang juga berada di Osiris Red.

Sebagai duelist, Judai memiliki partner rahasia yang selalu menemaninya, Winged Kuriboh. Winged Kuriboh adalah kartu yang memiliki roh yang bersemayam di dalamnya. Kartu ini diberikan oleh Kouyou Hibiki, seorang duelist pro yang pertama kali memperkenalkan Duel Monster pada Judai. Sekarang, Kouyou Hibiki sedang terbaring koma di rumah sakit karena suatu alasan. Sebelum ia mengalami koma, ia memberikan semua kartunya, termasuk Winged Kuriboh yang juga merupakan partnernya, pada Judai. 

Winged Kuriboh jugalah yang membawa Judai berduel dengan Jun Manjoume (Chaz Princeton, di english-dubbed anime) dari Obelisk Blue. Manjoume adalah juara turnamen di masa SMP. Prestasi yang membawanya masuk Obelisk Blue pada tahun pertamanya di Akademi. Sebenarnya, Manjoume juga memiliki sebuah kartu roh yang juga merupakan partnernya sejak dulu, Light and Darkness Dragon. Tetapi, karena gosip miring yang mengikuti keberhasilannya masuk ke Obelisk Blue, ia bertekad bahwa mulai saat itu ia akan bertarung sendiri, tanpa partnernya. Sejak saat itu, Manjoume mengubur Light and Darkness Dragon di bawah sebuah obelisk di Akademi.

Dalam duel yang dimenangkan Judai itu, Manjoume menyadari pentingnya menghargai kartu sebagai partner seorang duelist. Keberhasilan Judai dan Winged Kuriboh mengalahkannya membuka hati Manjoume. Sejak saat itu ia bertekad untuk bertarung bersama dengan Light and Darkness Dragon lagi, dan sekali lagi menantang Judai dan Winged Kuriboh. Sejak saat itu, mereka menjadi rival. Kemenangan Judai ini juga membawa semakin banyak duelist tangguh Akademi yang ingin melawannya, seperti Daichi Misawa (Bastion Misawa, di english-dubbed anime) dari Ra Yellow dan Asuka Tenjouin (Alexis Rhodes, di english-dubbed anime) dari Obelisk Blue. Semua duel itu dimenangkannya. Judai pun menjadi salah satu duelist paling diperhitungkan di Akademi.

Konflik utama manga ini dimulai dengan kepulangan salah satu duelist terbaik Akademi yang baru mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika, Ryo Marufuji (Zane Truesdale, di english-dubbed anime), kakak dari Sho, yang dipanggil The Kaiser. Duel melawan Kaiser adalah kehormatan yang diincar semua murid akademi. Untuk itu, Kepala Sekolah memutuskan untuk mengadakan sebuah turnamen yang dapat diikuti semua murid Akademi. Pemenang turnamen ini mendapat hak untuk menantang Kaiser. Semua murid Akademi menanggapinya dengan bersemangat, terutama Judai. 

Siapa yang mengira bahwa turnamen ini ternyata adalah awal dari kebangkitan kegelapan yang 3000 tahun lalu telah disegel Millenium Item. Kegelapan yang mencoba bangkit kembali bersamaan dengan lenyapnya Millenium Item dari dunia dengan cara mengincar kartu roh, termasuk Winged Kuriboh Judai dan Light and Darkness Dragon Manjoume.

Sebagai penggemar Yu-Gi-Oh dan penikmat manga aku suka banget manga ini. Cerita dan karakter yang asyik sering membuatku tersenyum, melongo, bahkan tertawa terbahak. Karakter Judai yang ceria dan sangat suka berduel (bayangkan gabungan Yugi dan Jounouchi), Sho yang memuja Judai dan sering kurang percaya diri (seperti Yugi sebelum bertemu Atem), Manjoume yang dingin tetapi memiliki kelembutan jauh didalam dirinya (Ia mengingatkanku pada Kaiba), Asuka yang ramah tetapi memiliki harga diri tinggi, dan Misawa yang cermat dan penuh perhitungan serta diam-diam menyukai Asuka. OH, jangan lupa sosok Ryo, yang baru muncul di tengah serial (yang sudah rilis sampai saat ini) tetapi sudah begitu memikat dengan sikap tenang dan perhatian diam-diamnya pada adiknya.

Dari segi teknis duel, ada banyak perubahan menarik dalam duel style di Yu-Gi-Oh GX. Paling utama mungkin adalah semakin pentingnya peran fusion monster dan effect moster. Di Yu-Gi-Oh GX (baik anime maupun manga) rata-rata monster memiliki attack power rendah, tetapi memiliki efek yang hebat. Mulai dari Winged Kuriboh (attack 300) sampai Light and Darkness Dragon (attack 2800). Selain itu, fusion monster yang di Yu-Gi-Oh original hanya sebagai monster sampingan (oh, kecuali Blue Eyes Ultimate Dragon dan Magnet Warrior) di GX memiliki peran penting, terutama bagi Judai (kartu utama di Judai di manga, The Earth, dan banyak kartu kuatnya dipanggil dengan fusion). Lalu juga ada Cyber-end Dragon milik Ryo yang attack powernya nyaris sama dengan Blue Eyes Ultimate Dragon. 

Manga dan anime Yu-Gi-Oh! GX dianggap sebagai kisah yang berbeda, sebab memang sangat berbeda, mulai dari karakter tokoh sampai ceritanya sendiri! Perbedaan di detail cerita, salah satunya adalah asal Winged Kuriboh. Di manga, Judai mendapatkan Winged Kuriboh dari Kouyou Hibiki sedangkan di anime Judai mendapatkannya dari Yugi sendiri saat ia akan mengikuti tes Akademi. Selain itu, konflik utamanya juga berbeda, dimana anime memiliki banyak konflik sedangkan manga (sampai saat ini) cuma satu konflik. Lalu juga hal-hal kecil, seperti sikap Manjoume di anime yang arogan dan menyebalkan (beda banget dengan manga) dan Misawa di manga yang diam-diam sangat menyukai Asuka, sampai-sampai ia cemburu dengan Judai (yang mempunyai nomor HP Asuka) dan Ryo (karena Ryo dekat dengan Asuka).

Secara keseluruhan, aku lebih suka manga, walau anime juga memiliki banyak hal menarik (apalagi manganya baru sedikit chapter yang keluar, hu!). Tetapi, aku tidak akan menolak banyak hal di anime yang akan keren banget jika masuk manga, seperti munculnya kartu Ra, Sho yang menjadi semakin tanguh, sampai Ryo yang membuang idealismenya dan menjadi Hell Kaiser (oh, tidak!). Jangan lupa, episode terakhir dimana Judai melawan Yugi dan Atem! (tetapi, untuk manga lebih baik Yugi saja, tanpa Atem. Ini dapat mengurangi kesakralan chpater terakhir Yu-Gi-Oh! dimana Atem pergi, kan?).

Artikel Terkait :




No comments:

Post a Comment