Kita semua (pastinya) tahu bahwa kematian dapat datang kapan saja. Tetapi, bagaimana jika kematian itu datang di waktu yang sangat tidak tepat? Tepat setelah anda bertengkar hebat dengan orang yang sangat anda sayangi. Bisakah kalian membayangkan jika kalian harus meninggalkannya tanpa sempat mengucapkan sebuah kata sederhana : maaf.
Loh, kok saya jadi melankonlis. Tetapi, memang itulah yang merupakan inti dari kisah tulisan Alex Shearer, The Great Blue Yonder (atau, Langit Biru Besar Nun Jauh di Sana). Sebuah kisah bertemakan kehidupan setelah mati dan kesempatan kedua. Ditulis dengan indah dan berlapis berbagai kejutan ringan, tetapi mengagetkan. Ceritanya memang tidak seperti Alex Shearer, hanya cara penulisannya masih milik Alex Shearer.
"Kau akan menyesal jika aku mati."
Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Harry kepada saudara perempuannya, Eggy, ketika mereka sedang bertengkar hebat. Setelah itu, Harry dihantam sebuah truk saat sedang mengendarai sepedanya. Dan sekarang ia berada di Alam Lain, bersama ribuan orang lain, menunggu saat untuk mencapai Langit Biru Nun Jauh Di Sana. Tempat akhir yang menjadi tujuan orang-orang yang telah mati. Sebuah tempat dimana sebuah kehidupan yang baru telah menanti.
Tetapi, Harry ingin mengucapkan selamat tinggal dahulu sebelum memulai perjalanan barunya. Ia ingin mengucapkan selamat tinggal pada sahabatnya Pete, musuhnya Jelly Donkins, keluarganya, dan yang terpenting, minta maaf pada saudara perempuannya Eggy. Dan semua itu dapat dicapainya dengan bantuan seorang anak laki-laki bernama Arthur.
Arthur sudah meninggal sebelum zaman Harry. Arthur masih "tinggal" sebab ia mencari ibunya, yang meninggal setelah melahirkannya di Panti Asuhan, dan hanya meninggalkan sebuah kancing baju sebagai pengingat atas kenangannya. Arthur bertekad tak akan menuju Kehidupan Baru sebelum bertemu ibunya, yang ia percaya juga masih mencarinya. Dengan bantuan Arthur, Harry dapat kembali ke dunia kehidupan.
Harry menyaksikan bagaimana hidup terus berjalan tanpanya. Tetapi, ia juga menyadari bahwa walaupun hidup terus berjalan, teman-teman dan orang-orang yang menyayanginya tak akan melupakannya. Ia baru mengetahui betapa musuhnya Jelly Donkins, ternyata ingin berteman dengannya sejak dulu, dan betapa sebenarnya Eggy, kakak perempuannya, sangat menyayanginya. Atas bantuan Arthur, Harry dapat berkomunikasi dengan Eggy, mengucapkan kata-kata maaf dan selamat tinggal, dan menyelesaikan urusannya.
Sekembalinya ke Alam Lain, Arthur akhirnya menemukan ibunya, yang juga terus mencarinya. Bersama Arthur, ibunya, dan orang-orang lain yang telah tenang, Harry meneruskan perjalanannya ke Langit Biru Nun Jauh di Sana. Mereka sampai ke sebuah tepi laut, laut yang akan membawa mereka meninggalkan kehidupan lamanya, dan memulai kehidupan mereka yang lain lagi. Dan Harry melaluinya, dengan janji bahwa ia akan baik-baik saja ...
Menguras air mata dan menyentuh hati. itulah ungkapan yang tepat guna mengungkapkan isi buku ini (Saya yakin anda setuju dengan saya ^_^). Menyampaikan sebuah sisi nyata mengenai begitu banyak hal yang sebenarnya belum sempat disampaikan, dan baru kita sadari begitu kita mati. Memberikan kita sebuah pesan bahwa: selama kita masih hidup, jangan pernah menyianyiakan sebuah kesempatan, sebab mungkin saja kita tak akan pernah mendapatkan kesempatan kedua ....
No comments:
Post a Comment