Buku ini berkisah tentang Enthirea, sebuah dunia dimana sihir berkuasa. Dahulu kala, terjadi peperangan besar di Enthirea ketika Orgath, salah satu putra Vauri, Raja para Dewa, mencoba menjatuhkan ayahnya dengan menghancurkan semua ciptaan dewa di Enthirea. Untuk melawan Orgath, Vauri memberikan medali yang menyimpan kekuatan dewa kepada orang yang terpilih sebagai pelindung Enthirea. Orgath berhasil dijatuhkan dan dipenjarakan. Kedamaian pun datang ke Enthirea, tetapi para pelindung dan medalinya menghilang.
Seribu tahun setelahnya, Elyaz, pemuda penebang kayu miskin yang tinggal di kota Faerun di tepi hutan Ereantera datang ke sebuah kota Elf di dalam hutan, Eslunia. Di sana ia bertemu elf pria bernama Lefial (yang hampir membunuhnya) dan elf wanita bernama Arvea, yang merupakan putri dari Isfar, pemimpin elf Eslunia. Di sana ia mengetahui kenyataan tentang perang besar masa lampau dan fakta mengejutkan bahwa medali yang diwarisinya dari ayahnya adalah salah satu medali para pelindung, medali Gretiani. Elyaz pun mengetahui takdirnya sebagai pelindung baru Enthirea, ketika sekarang Orgath kembali.
Sebagai pelindung, Elyaz dilatih sihir dan ilmu pedang oleh elf yang hampir membunuhnya, Lefial yang ternyata jendral Eslunia. Awalnya hubungan mereka tidak baik, tetapi seiring waktu mereka menjadi sahabat erat. Elyaz juga menaruh hati Arvea, yang selalu bersikap baik padanya. Tetapi, Arvea mencintai Lefial dan sebaliknya sehingga Elyaz hanya berharap. Sampai tiba hari dimana Isfar meminta Elyaz, Arvea, dan Lefial membantu kota Faerun yang menjadi target pertama pasukan kegelapan Orgath. Sayangnya Faerun jatuh, dan demi menyelamatkan Arvea dan Elyaz, Lefial mengorbankan nyawanya.
Bersama semua bangsadi Enthirea, Elyaz bersiap menghadapi pasukan kegelapan. Takdir membawanya bertemu dengan 3 pelindung lainnya, elf hitam Zatra, penyihir druid Asynia, dan pemuda bernama Alator. Kekuatan yang membuat para pejuang berniat menghadapi pasukan kegelapan secepat mungkin. Elyaz tidak yakin, sebab seharusnya ada delapan pelindung. Akhirnya takdirlah yang menentukan bagaimana akhir perjuangan bangsa-bangsa Enthirea ini.
Penasaran??? Lanjutan membaca bukunya dong!! Saksikan bagaimana perang berakhir dengan ... (spoiler!!) tragis. Tragis bagaimana?? Hi..hi.. keren lhoe endingnya, membuat kita harus melanjutkan membaca di buku kedua Enthirea II : Delapan Pelindung.
Hmm, walaupun ini novel Indonesia jangan dipandang enteng! memang temanya masih tema barat, tetapi alur kisah, isi kisah, dan karakternya TOP deh! HANYA, kelemahan fatal adalah penceritaanya cepat banget, terutama di bagian awal dan akhir. Maksudnya, irit banget cara mejabarkan setting dan kejadian. Jadi pendalamannya kurang, (terutama ending) Terus masalah logika, bahkan amatiran kayak aku juga ngerasa banyak hal ganjil. Selain itu dialognya kok kurang menggambarkan karakternya ya.
Tetapi peceritaan di bagian tengah cerita cukup bagus. Ceritanya juga menarik lho!! Selain itu, mas Elyas kreatif deh cara menulis prolog dan epilognya (aku suka baget prolognya! buat penasaran) Seandainya cerita ini diceritakan dengan pendalaman, teknik, dan kedetilan Lord of the Rings (lah, jadi dibandingin!) pasti bisa ngalahin Harry Potter deh!! So, baca lho! wajib!
Terima kasih....
ReplyDeletewah, novel keduanya lagi on work...dan ganti penerbit...
soalnya novel pertama itu dipangkas habis sama penerbit yang kemarin...
Salam
Aulya Elyasa
Waduh!! Tulisanku diperhatikan penulisnya sendiri!!
ReplyDeleteMakasih nggak sewot sama tulisan saya, thanks! (^_^)
Bang kalo ada pdf nya bang.. Hehehe
DeletewAw bOok'x kRn b9t,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
ReplyDeletekLu dh bCa sYa nGeRsa""""""kYk dHa dH dLM CrTa'x ja !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
tMn" sYA J9 bNyK Y9 mNjEM bOoK'X,,,,,,,,,,,,,,,
KTA MrKA '''''''''''n9Lhat bOoK'X Ja udH SeRu,,,,,
phA L9 BacA,,PsTi LbIH SEru dech !!!!!!!!!!!!!!!
Yup sependapat! Emang keren banget
ReplyDelete