*sigh* Aku baru membaca english e-book saja. Jadi, mungkin aku lebih menggunakan istilah dan kutipan bahasa Inggris. Tetapi, novel ini keren banget jadi begitu aku temukan edisi Indonesia aku akan langsung beli (^_^). Btw, spoiler alert!
Tokoh utama kita adalah Billi SanGreal, putri dari Master Ksatria Templar. Templar? Yup, Ksatria Templar yang itu, yang bertarung di Perang Salib, salah satu organisasi paling berkuasa yang pernah ada, dan konon menemukan harta di bawah Kuil Solomon (jika sudah baca The Da Vinci Code kalian pasti sudah tahu semua legenda Templar, kan)
Billi adalah satu-satunya wanita yang menjadi Ksatria Templar. Ia, ayahnya, dan tujuh orang lain adalah Ksatria Templar di masa kini, yang tersisa dari pemusnahan Templar. Kini beroperasi di London abad 21, Templar telah mengakhiri perang agama yang mereka geluti di masa lalu dan beralih ke perang yang lebih penting, perang demi menyelamatkan manusia. Perang melawan para Unholy, makhluk-makhluk supernatural yang memangsa manusia. The Bataille Tenebrause.
Billi tidak pernah meminta untuk menjadi seorang Templar dengan kehidupan berdarah yang dipenuhi tuntutan ayahnya. Tetapi, nasib seperti sudah digariskan untuknya. Ibunya dibunuh oleh ghul (atau vampir) saat ia berusia 5 tahun. Ketika ia berusia 10 tahun, ayahnya menunjukkan dan membawa ia ke dunia ini. Sekarang sudah 5 tahun berlalu, dan ia menyadari bahwa ia tidak ingin menjadi Templar. Tetapi, inilah takdirnya. Atau, betulkah begitu?
Depresi yang dialami Billi seakan bertambah ketika teman masa kecilnya, Kay, kembali setelah satu tahun pergi ke Jerussalem. Kay diadopsi oleh Templar ketika kecil dan tumbuh bersama Billi. Ia adalah Oracle Templar. Menurut Billi, Kay kembali sebagai orang yang berbeda. Ia menganggap Kay seperti ayahnya, mengutamakan tugas sebagai Templar di atas segalanya. Tetapi, bagaimanapun Kay memiliki tempat spesial di hati Billi. Sampai Billi bertemu Mike Harbinger. Pemuda tampan itu menyentuh hati Billi dengan sikap perhatiannya, dan kemampuannya memahami penderitaan Billi. Sayangnya, Billi tak punya waktu untuk masalah pribadi karena Templar menghadapi masalah serius, yang hanya mungkin disebabkan seorang grigori, Dark Angel, Pengawas.
Pengawas adalah malaikat Tuhan yang bertugas sebagai Hakim akan perbuatan manusia. Mereka-lah yang menurunkan Banjir Besar. Mereka-lah yang menghancurkan Sodom dan Gomorah. Bayangkan mereka sebagai prajurit tempur Tuhan. Mereka dipimpin sendiri oleh tangan kanan Tuhan, Komandan para prajurit-Nya, dan Pembunuh milik Tuhan; sang Malaikat Kematian. Sang Malaikat Kematian-lah yang menjatuhkan petaka kepada masyarakat Mesir di masa Musa, yakni salah satu hukuman Tuhan yang paling mengerikan; tenth plague, tulah kesepuluh, kematian setiap anak sulung,
Tetapi, saat mereka dipanggil kembali ke Surga, sebagian memberontak. Mereka memotong sayap mereka dan menyebarkan kengerian tak terbayangkan di Bumi. Solomon-lah yang akhirnya dapat menangkap dan mengurung mereka dalam Cursed Mirror, sebuah cermin yang berhubungan dengan dunia gaib, artifak yang digunakan Solomon untuk memanggil dan mengendalikan makhluk gaib. Cermin ini kini dibawah penjagaan Templar. Sayangnya, ada satu Pengawas yang Solomon sekalipun tak mampu mengurungnya. Sang Malaikat Kematian sendiri.
Kini, banyak anak yang jatuh sakit. Roh mereka dimangsa sesuatu yang tidak diketahui. Dan, semua anak yang sakit adalah anak sulung. Templar yakin bahwa kini sang Malaikat Kematian berjalan di London dan sekali lagi menyebarkan tenth plague. Ia mengincar Cursed Mirror untuk membebaskan saudara-saudaranya dan mengambil kembali sebagian kekuatannya yang berhasil dikurung Solomon. Billi dan anggota Templar lainnya tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Pertempuran akan terjadi. Pengorbanan harus dilakukan. Itulah takdir seorang Templar. Hanya saja, pengorbanan dan kesedihan yang dialami Billi melebihi apa yang dapat dibayangkan. Saat ia dihadapkan pada pilihan; nyawa orang yang disayanginya atau jutaan nyawa orang lain.
Jawabannya sudah jelas bagi seorang Templar. You shall keep the company of martyr.
Okeeee. Hal pertama yang membuat aku benar-benar suka novel ini adalah Billi. Kapan lagi kita punya tokoh utama cewek setangguh dia. Kedua, novel ini menyerempet toleransi agama. Kristen, Yahudi, dan Islam. Billi sendiri selama 5 tahun dibesarkan ibunya sebagai Muslim. Nama 'Billi' sendiri kependekan dari Bilqis. Apalagi yang bisa kuminta? Ketiga, aku suka banget bagaiman akhirnya mitologi Islam cukup punya peran besar. Di sini kita punya iblis sebagai para pemikat manusia. Diberi tugas oleh Tuhan untuk menguji manusia. Tidak dominan mitologi Kristen. Campuran yang pas. Kita mendapat Setan yang lebih kepada perannya sebagai penghasut, tetapi ia tetap memulai Perang Surga dan menghadapi Michael. Untuk aku yang sudah melahap banyak kisah fantasi-berdasar-mitologi-agama ini benar-benar variasi yang menyegarkan dan menyenangkan.
Keempat. Alur kisah buku ini benar-benar menegangkan. Proses transisi antar kalimat benar-benar dapat membuat tegang. Kita tak dapat menduga apa yang akan terjadi kemudian. Contohnya, ketika Percy mati. Begitu tiba-tiba. Atau ketika Billi lari menuju Temple Church dengan dikejar dua ghul, lalu tiba-tiba ledakan cahaya menerjang Temple Church. Kita kaget. Tak menyangka. Siapa yang ada di balik ini? Tetapi kemudian Sarwat Chadda memberi kita informasi. Kata demi kata. Cukup untuk mengetok kepala kita. Coba saja cek:
Standing in the centre of the choir, alone and bright in the darkness, as though glowing from within, was a man. Billi squinted, narrowing her eyes because he shone so brightly, as though a star made human. But slowly he dimmed, his energy spent, and she gasped.
He could have been Michael's twin. The same flawless, marble-chiselled features, the same thick, sensual lips. The only difference was the eyes: they were hidden behind black glasses. The smoke coalesced around him into a suit of dull black. He walked towards her, the floor hissing as his bare feet trod the polished superheated stone.
'Hello,' he said.
He had shone so bright, the brightest star.
The Morning Star.
'Bloody hell,' said Billi.
He smiled. 'Exactly.'
Then the Devil reached out his hand and helped Billi up.
(Devil's kiss Chapter 25)
Tiap kata dan kalimat aku seakan menahan napas. Sudah ada kecurigaan siapa dia, dan boom. Beneran sang Setan sendiri 'kan. Tentu saja, dengan semua clue Michael's twin? star made human? the brightest star? Sumpah deh, gaya bahasanya keren abis.
Kelima, dan yang paling keren. Variasi dari hero dan villain yang biasa kita temui di kisah berdasar mitologi agama. Aku nggak akan segila itu untuk mengatakan bahwa sang Setan membantu Billi. Tetapi, tak dapat dipungkiri bahwa ia cukup membantu.... dan di saat bersamaan menunjukkan reputasinya sebagai sang Greatest Manipulator dan Lord of Lies. Bagaimana mungkin ia dapat membantu Billi dengan bersamaan menghancurkan hidupnya (gak langsung juga, sih)? Ini baru namanya Setan, bekerja mematikan di belakang layar.
Tapi taruhan terbesar yang dilakukan Sarwat Chadda adalah sang big bad novel ini. Aku sampai guling-guling di lantai kamar kosku! Sang Malaikat Agung Michael sebagai big bad kita?? Ia menjadi malaikat yang jatuh. Berniat untuk menciptakan bencana agar orang-orang kembali memanjaatkan doa kepada Tuhan. Benar-benar keren! Maksudku, biasanya ini peran Lucifer. Jadi, kita punya sang Setan yang berperan lebih sesuai dengan mitologi Islam, dan peran yang biasanya ia ambil sekarang dimainkan oleh Michael. Yup, variasi yang menyegarkan. Bagaimanapun ini tetaplan novel fiksi fantasi yang tak perlu dianggap serius.
Novel yang super-keren dan aku belum menemukan kelemahan fatal di dalamnya. Ceritanya memang gelap, jadi ini jelas bukan bacaan anak-anak. Minimal, ini bacaan remaja menurutku. Awal novel ini sudah menyentak, ketika Billi harus membunuh seorang anak 6 tahun (hantu, sebenarnya) dalam Ordeal-nya, misi pertama sebelum menjadi anggota resmi Templar. Lalu, ending novel ini yang juga terasa pas, menggantung, menjanjikan pertarungan dan kesedihan lain yang akan dihadapi Billi di depan. Wajib baca!
aku suka muatan sejarah di dalem novel ini, btw sekuelnya Dark Goddess gak kalah keren lho! malah menurutku lebih keren sekuelnya ^^
ReplyDeleteIya. sudah baca Dark Goddess juga. Aku juga suka. Keren banget penceitaannya. Baba Yaga sang Earth Mother sebagai villain kita. Bagaimana antagonis nya gak hitam putih. Dan ending serta nasib Vasilisa. Tapi, gak tahu kenapa aku lebih suka Devil's Kiss. Kaya'nya karena aku lebih suka mitologi agama modern daripada pagan (^_^).
ReplyDelete